Kelas 4 SD, Anak-anak yang iseng dan jail. Tapi aku melihat sosoknya begitu dewasa dan tenang. Melerai anak-anak lain yang menjaili teman cewek di depan pintu kelas.
Dia bukan siswa cowok yang pintar di akademik. Peringkatnya masuk di 10 besar terakhir. Kharismanya unik, anak-anak cowok lain patuh sama dia. Tapi dia gak mengarahkan pasukan kecil itu untuk berlaku nakal layaknya anak songong yang main kuasa seenaknya.
Orang tuanya bercerai. Bersama ayah, tapi dia tetap tak kehilangan sisi lembut saat bersama perempuan. Dia iseng, tapi masih tau tempat dan batasan. Dia mengatai aku pelit terhadap jawaban atau apapun tentang tugas sekolah, tapi tak pernah memaksa seperti yang lain.
Ritme kita sama, bahkan duduk dalam diam terasa tetap nyaman dengannya. Dia tetap ramah dan sopan, tapi tak ada kesan friendly atau genit ke cewek. Aku melihat sosok pria dalam dirinya.
Bahkan saat aku datang ke resepsi pernikahannya, di jam 10 malam yang cuma tinggal tamu cowok. Dia tetap menjadi sosok dimanaia bisa memberi rasa aman di antara aura cowok2 yang bikin takut. Caranya mengajakku berdialog, tetap sama baiknya meski tak ada kontak selama 12 tahun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI