Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perempuan, Bela diri dan Harga Mati

10 Agustus 2017   23:44 Diperbarui: 11 Agustus 2017   00:03 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tercatat, pada tahun 2016 terjadi 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan. Kasus tersebut terbagi pada kekerasan pada ranah persoalan, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), kekerasan pada anak perempuan, kekerasan dalam pacaran, Kekerasan personal (fisik, seksual, psikis dan ekonomi). Proporsi tertinggi adalah KDRT (5.784 kasus), disusul kekerasan dalam pacaran (2.171 kasus) dan kekerasan pada anak perempuan (1.799 kasus). Semuanya, menggambarkan masih tingginya tingkat kekerasan pada perempuan Indonesia (nasional.kompas.com).

Sebagai perempuan, secara fisik kita memang berbeda dari laki-laki. Tidak sekuat baik tenaga maupun mayoritas struktur tubuhnya. Karena memang fungsi dan peran tubuh yang berbeda dengan laki-laki. Mengetahui besarnya angka kekerasan pada perempuan, maka kita pun harus mengambil solusi nyata agar di masa mendatang kasus kekerasan pada perempuan tidak menimpa baik pada diri kita sendiri, keluarga maupun semua perempuan di Indonesia. Bagaimanapun, laki-laki dan perempuan memiliki peran yang seimbang dalam kehidupan. Seharusnya kita saling harmoni, bukan mengintimidasi.

Tidak bisa dipungkiri, memang mengenaskan saat mengetahui perempuan sudah menjadi korban kekerasan apalagi kekerasan seksual. Karena dampaknya bukan hanya merusak fisik, namun juga kejiwaan. Sudah rahasia umum, bahwa menididik wanita berarti mendidik bangsa. Menghancurkan perempuan berarti menghancurkan bangsa. 

Alasan kekerasan terhadap perempuan memang beragam, namun kesemuanya bermuara pada satu, yaitu sistem yang berjalan di negeri ini belum sepenuhnya berpihak pada harmonisasi peran laki-laki dan perempuan. Dalam sumber yang sama (nasional.kompas.com) disebutkan oleh Ketua Subkomisi Pemantauan Komnas Perempuan, Indaswari, bahwa negara juga ikut berperan dalam melaksanakan kekerasan. Terutama saat terjadi penggusuran yang terjadi di DKI Jakarta dengan 304 korban. 

Perempuan, masih menjadi sorotan utama dalam rendahnya tingkat pendidikan, pemberdayaan, peran kebangsaan dan pencerdasan di negeri ini. Walau tentu kita juga tidak bisa memungkiri cukup banyak para pejuang hak-hak wanita yang tertindas di negeri ini sekalipun belum cukup kuat menumbangkan sistem yang belum sepenuhnya berpihak pada harmonisasi peran laki-laki dan perempuan. Rangsangan birahi dari terbukanya tubuh perempuan, maraknya miras, narkoba dan pornografi serta tumpulnya pengawasan pihak berwenang terhadap kasus kekerasan perempuan menjadi alasan-alasan pendukung setelahnya.

Betapa menyedihkannya, jika kita sebagai perempuan mengalami kekerasan. Sekalipun itu hanya kekerasan psikis. Sebagai solusi dan langkah konkret kita bisa melakukan langkah-langkah yang bisa kita lakukann tanpa perlu menunggu pihak lain turun tangan. Selain kita harus menyadari bahwa perempuan adalah faktor pembangun keluarga, masyarakat, bangsa bahkan peradaban yang sangat penting, sehingga pendidikan dan peran perempuan seharusnya bisa dipenuhi kebutuhannya dan kita perjuangkan. Jangan jadi perempuan yang berhenti belajar. Sekalipun tidak berpendidikan formal, minimal kita ada upaya untuk terus menambah ilmu dan aplikasinya dari pihak-pihak atau sumber-sumber yang tersedia di sekitar kita misalnya buku, pelatihan, perkumpulan atau organisasi perkumpulan perempuan, majelis ta'lim dan lainnya. 

Kedua, berpakaianlah yang wajar dan tidak merangsang. Laki-laki memang secara naluriah lebih liar imajinasinya dari perempuan sehingga laki-laki akan sangat mudah berimajinasi seksual jika melihat perempuan yang menggoda penampilannya bahkan ada juga yang tetap liar berimajinasi sekalipun pada perempuan yang menutup rapat tubuhnya walau yang seperti ini tidak banyak. Posisikan tubuh dan diri kita sebagaiamana perhiasan mahal yang terbungkus rapat dalam wadah indah dan tidak semua orang dapat melihat apalagi menyentuh. 

Solusi pamugkasnya adalah perempuan harus bisa bela diri. Sudah sering sekali kita dengar pelecehan, kekerasan, perkosaan pada perempuan terjadi di mana-mana, bahkan di tempat umum. Namun apa yang umumnya bisa dilakukan perempuan? Mayoritas terintimidasi tanpa bisa melawan. Di sini, kita sebagai perempuan seharusnya bisa bertindak. Kita harus bisa melakukan perubahan dari buruknya kondisi yang ada saat ini. Dengan mampu bela diri (tanpa harus menjadi jago/mahir) minimal bela diri dasar setidaknya kita dapat meminimalisir keburukan yang akan terjadi jika diri kita atau orang terdekat kita tertimpa kekerasan dalam bentuk apapun. 

Bela diri nyatanya sangat diperlukan di zaman yang orang bisa bebas melakukan kejahatan dan sanksi yang didapat jauh lebih ringan dari kejahatan yang dibuat. Peran serta dari berbagai lembaga, perkumpulan dan institusi bela diri dan perempuan-perempuan yang berkapasitas dalam bela diri sangat dibutuhkan perannnya di sini. Karena bukan hanya ipendidikan dan ekonomi yang dibutuhkan di zaman ini, tapi juga kemampuan untuk mempertahankan kehormatan diri. Para pakar dan tokoh yang mengerti hukum negeri ini juga bisa berkolaborasi dalam mencerdaskan perempuan mengenai hak-haknya yang dilindungi dan dijamin negeri ini, sehingga proses peradilan pun dapat berjalan tanpa harus ada yang tertimpang hak-nya terutama hanya karena tidak mengerti hukum yang berlaku. 

Maka mari, sahabat perempuanku di manapun berada, siapapun dirimu, apapun profesimu, kita sebagai perempuan haruslah menjaga martabat kita sebagai perempuan, sebagai sumber pembangun bangsa dan peradaban. Jadilah cerdas, mandiri, berharmoni dengan laki-laki tanpa ada yang saling mengintimidasi. Menjadi perempuan atau ibu yang kuat fisik, ruhani bahkan finansial sehingga kehormatan diri dan keluarga juga bangsa terlindungi. Pelajari dan kuasai minimal bela diri dasar sebagai solusi dan harga mati atas maraknya kekerasan terhadap peremppuan saat ini.

Salam sayang dan hormat terhadap semua perempuan pembangun bangsa ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun