Mohon tunggu...
Teguh Wiyono
Teguh Wiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Terus Tegak Berdiri

I'm nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sengkuni Ada di Dalam Hati Manusia

6 April 2020   13:56 Diperbarui: 6 April 2020   13:58 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam cerita pewayangan ada seorang tokoh bernama Sengkuni atau Suman. Tokoh ini dikenal sebagai orang cerdik, licik, dan suka menghasut. Sejatinya Sengkuni adalah ksatria yang sangat dihormati di kerajaan Gandhara. Dia memiliki adik perempuan bernama Gandhari

Suatu ketika adik perempuannya Gandari dilamar oleh Drestarata dari kerajaan Hastinapura. Dalam hatinya Sengkuni tidak merestui adiknya dilamar Drestarata, dia menginginkan Gandhari menikah dengan Pandu adik Drestarata akan tetapi orang tua Sengkuni terlanjur menerima pinangan dari Drestarata. Akhirnya Sengkuni menerima keputusan orang tuanya dengan lapang dada.

Sebagaimana adat di kerajaan Gandhara, keluarga Gandhari memperhitungkan hari baik untuk pernikahan Gandhari dengan Drestarata. Namun, menurut perhitungan keduanya akan mengalami hal buruk. Pernikahan bisa dilangsungkan jika Gandhari menjadi seorang janda terlebih dahulu. Akhirnya keluarga Gandhari memutuskan supaya Gandhari menikah terlebih dahulu dengan domba.

Pada akhirnya waktu pernikahan Drestarata dengan Gandhari tiba, terlaksanalah pernikahan kedua insan tersebut. Drestarata bertahun-tahun merasakan kebahagiaan bersama Gandhari. Sebagai bukti kecintaan kepada suaminya, dia menutup matanya sampai maut memisahkan mereka. Gandhari melakukan itu karena Drestarata adalah seorang tunanetra.

Bertahun-tahun aib yang ditutupi Gandhari berserta keluarganya akhirnya diketahui oleh Drestarata. Drestarata tidak terima jika dia menikah dengan janda domba. Semua keluarga Gandhari dipenjara, orang tua dan saudaranya termasuk Sengkuni. Didalam penjara mereka hanya diberi satu butir nasi per hari selama bertahun-tahun.

Dalam penjara Sengkuni beserta keluarganya melakukan perundingan untuk menetapkan siapa yang berhak untuk bertahan. Orang tua dan saudara Sengkuni menetapkan Sengkuni sebagai orang yang patut mendapatkan hak itu. Sengkuni akhirnya memakan satu per satu saudara-saudaranya dan kedua orang tuanya. 

Setelah habis masa tahanan Sengkuni dibebaskan dan dijadikan Patih di kerjaan Hastinapura. Dengan pengalamannya yang pahit Sengkuni tidak pernah balas dendam dan melukai orang-orang yang telah berbuat jahat kepada keluarganya. Dia hanya menjadi orang yang licik dan suka menghasut.

Dijaman sekarang ini diketahui bahwa manusia semakin terlihat serakah, tamak, hasut, dan tidak sungkan menjerumuskan orang lain. Entah itu kepada saudara, orang tua, teman, atau kepada orang-orang disekitarnya. Korupsi sudah merajalela, politik Sengkuni dijalankan sampai tidak tahu bedanya mana saudara, teman, dan musuh.

Apa alasan kita punya sifat Sengkuni, Sengkuni bersikap seperti itu atas dasar pengalaman pahitnya yang memakan daging saudara dan orang tuanya. Tentu kita tidak punya pengalaman seperti Sengkuni, jadi buat apa kita bersifat Sengkuni. Jika kita masih seperti Sengkuni, apa bedanya kita dengan setan dan iblis. 

Apabila manusia jadi Sengkuni, apa tugas setan dan iblis sekarang. Apakah mereka dibebas tugaskan atau menertawakan manusia dengan segala kekonyolannya. Perlu direnungkan bahwa untuk mencapai hal yang diimpikan, janganlah memakai sifat Sengkuni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun