Mohon tunggu...
Aisyah NurDyandza
Aisyah NurDyandza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Literasi Baca Tulis Anak Sekolah Dasar pada Pembelajaran Jarak Jauh

6 Oktober 2021   15:30 Diperbarui: 6 Oktober 2021   15:32 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Minat baca masyarakat di Indonesia masih sangat rendah. Faktor penyebab rendahnya minat baca diantaranya adalah 1) lingkungan keluarga dan masyarakat tidak mendukung, 2) minat beli buku rendah, 3) kurangnya perpus yang memadai, 4) perkembangan yang negatif dari elektronik, 5) strategi yang monoton, 6) sistem membaca yg kurang tepat (Wahyuni, 2009: 128).

Di pedesaan, anak kelas 1 masih ada yang belum bisa membaca. Bahkan SD yang tertinggal, anak kelas 3 atau 4 ada yang belum bisa membaca. Membaca sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan budaya literasi. 

Namun, sampai saat ini budaya literasi membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, berada di bawah rata-rata internasional. Dari survei yang dilakukan oleh Central Connecticut State University di New Britain, menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.

Pemahaman mengenai literasi sangat penting bagi masyarakat Indonesia khususnya, karena banyaknya bimbingan belajar calistung bagi anak yang tidak sesuai dengan perkembangan anak. 

Untuk mewujudkan siswa yang melek huruf ada berbagai komponen yang harus dipenuhi. Seperti bekerjasama dengan pihak keluarga dan juga pihak sekolah (Auerbach, 1995: 658). Semua pihak harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mewujudkan gerakan literasi ini (Luby, 2009: 473).

Dalam pendidikan formal, yang berperan aktif adalah guru, pustakawan, tenaga kependidikan dan kepala sekolah lah yang sangat berperan penting dalam memfasilitasi siswa untuk menciptakan lingkungan litersi di sekolah (Wandasari, 2017: 326). 

Selain itu juga minat siswa dalam membaca sangat kurang karena buku yang dibaca tidak berwarna dan tidak bergambar.

Literasi baca dan tulis merupakan salah satu dimensi literasi dari enam dimensi lainnya. Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial (Kemndikbud, 2017:6). 

Bentuk kegiatan dalam literasi baca dan tulis ini tentu efektifnya digerakkan melalui lingkungan sekolah. Namun kondisi Indonesia saat ini tidak mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah karena pandemik Covid-19.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil kebijakan bahwa daerah dengan status Covid-19 zona merah, oranye, dan kuning, tidak boleh melaksanakan pendidikan tatap muka, melainkan pembelajaran jarak jauh. Pemerintah Aceh juga mengeluarkan peraturan tentang pelaksaan pembelajaran dilakukan dari rumah. 

Hal ini tentu tak mudah bagi pendidik dan peserta didik. Sudah tentu banyak kendala-kendala yang terjadi saat proses pembelajaran daring. Kendatipun demikian, hal ini menjadi dunia baru bagi pendidik dan peserta didik tentulah harus disikapi dengan bijaksana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun