Mohon tunggu...
Aisyah Maulida Putri
Aisyah Maulida Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Mahasiswa S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Lonjakan Kasus HIV/AIDS di kalangan LSL dan Usia Produktif Jadi Alarm Serius di Makassar

2 Oktober 2025   14:02 Diperbarui: 2 Oktober 2025   15:15 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: AIDS Not It's Over  (Sumber: www.huffpost.com)

Peningkatan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Sulawesi Selatan terus menunjukkan peningkatan singnifikan. Dinas Kesehatan mencatat sepanjang Januari hingga Agustus 2025, jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 1.214 orang. Dari total 1.214 kasus, praktik menyimpang seks sesama jenis mendominasi dengan 572 kasus. Hingga Agustus Kota Makassar menjadi daerah dengan kasus tertinggi yakni 563 kasus. Kota Makaasar menjadi daerah dengan penularan yang paling tinggi karena tingginya populasi masyarakat sehingga kontribusi terhadap penyebaran virus juga tinggi.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi ini merusak fungsi pertahanan tubuh sehingga membuat kemampuan seseorang untuk melawan penyakit dan infeksi menjadi melemah. Tanpa pengobatan yang tepat, HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam kurun waktu sekitar 8--10 tahun yang berisiko tinggi menyebabkan kematian. Tercatat sebanyak 394 kasus kematian ODHIV di Sulawesi Selatan tahun 2025.

Kota Makassar sebagai penyumbang angka kasus HIV/AIDS tertinggi di Sulawesi Selatan. Kasus HIV mayoritas ditemukan pada kelompok usia produktif, yakni 25-49 tahun dengan total kasus 51%. Hal ini sangat memprihatinkan karena kelompok usia tersebut merupakan tulang punggung pembangunan, baik dari aspek sosial dan ekonomi. Tingginya angka kasus HIV pada usia produktif berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia, serta menghambat laju pembangunan daerah.

Kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) menjadi salah satu populasi kunci penularan HIV. Lelaki homoseksual memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HIV/AIDS. Penelitian menunjukkan bahwa lelaki homoseksual berisiko 1,81 kali lebih besar tertular HIV dibandingkan dengan laki-laki heteroseksual. Kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) menjadi salah satu populasi kunci dalam penularan HIV, karena praktik hubungan seksual yang dilakukan tanpa perlindungan dapat menjadi jalur utama transmisi.

Di indonesia peningkatan prevalensi HIV pada kelompok LSL terus mengalami lonjakan, dari tahun 2007 5,3% menjadi 17,9% pada tahun 2019. Kemudian, kasus risiko AIDS pada kelompok homosex sebesar 22%. LSL memiliki risiko HIV yang lebih tinggi karena perilaku seksual berisiko, seperti seks tanpa kondom, seks anal, memiliki banyak pasangan seksual dan sering berganti pasangan, serta rendahnya kesadaran mengenai status HIV pasangannya dan keterbukaan terkait status HIV pasangan seksual, sehingga penularan dapat berlangsung tanpa disadari.

Apabila seorang LSL terinfeksi HIV, maka penularan tidak hanya terjadi dalam komunitas LSL saja, tetapi juga dapat meluas ke pasangan heteroseksual mereka. LSL yang menikah, misalnya, berpotensi menularkan HIV kepada istrinya, kepada perempuan lain, maupun kepada pekerja seks komersial (PSK). Jika sang istri terinfeksi HIV, maka terdapat kemungkinan penularan vertikal kepada bayi yang dikandung, baik selama masa kehamilan, persalinan, maupun melalui proses menyusui. Hal ini menyebabkan penularan tidak hanya terjadi dalam komunitas LSL, tetapi juga meluas ke populasi umum.

Lonjakan kasus HIV di Makassar tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga menjadi masalah kesehatan masyarakat karena membawa konsekuensi luas terhadap kualitas sumber daya manusia dan produktivitas masyarakat. Fenomena ini menjadi alarm serius bagi pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat untuk memperkuat program pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kasus HIV/AIDS. Diperlukan langkah terpadu melalui edukasi kesehatan khususnya pada populasi kunci yaitu kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), peningkatan akses layanan testing dan treatmen, serta diperlukan dukungan pendamping sebaya dalam memberikan motivasi dan dukungan sosial karena dibutuhkan pendekatan spiritual dan humanis pada LSL dalam pencegahan penularan HIV. Tanpa intervensi yang tepat, lonjakan kasus di Kota Makassar takkan terselesaikan.

Kelompok LSL merupakan populasi dengan kerentanan tinggi terhadap HIV/AIDS. Oleh karena itu, upaya pencegahan perlu difokuskan pada peningkatan kesadaran dengan memberikan sosialisasi dan pemberian informasi kepada kelompok LSL agar rantai penularan HIV& AIDS dapat terputus. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang penanggulangan HIV&AIDS yang menekankan pada prinsip ABCDE yaitu tidak melakukan hubungan seksual (abstinensial), setia dengan pasangan (Be Faithful), menggunakan kondom secara konsisten (condom), menghindari penyalahgunaan obat/zat adiktif (no drug), meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi termasuk mengobati IMS sedini mungkin (education), dan melakukan pencegahan lain.

Selain itu, dibutuhkan penyediaan konseling hotline agar kelompok berisiko dapat mengakses informasi dan dukungan secara aman, dan sebuah regulasi sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan karena sampai saat ini belum ada regulasi yang memadai karena persoalan terkait LSL ini menyangkut dengan HAM.

Lonjakan kasus HIV di Makassar menjadi pengingat bahwa masalah kesehatan ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh lapisan masyarakat. Peran keluarga, dunia pendidikan, dan komunitas sangat dibutuhkan untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya pola hidup sehat, pemeriksaan rutin, serta menghapus stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS. Tanpa intervensi yang komprehensif, peningkatan kasus HIV di Kota Makassar akan terus berlanjut dan berdampak pada kualitas generasi masa depan Sulawesi Selatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun