Setiap malam menjelang Idul Adha, Jogja punya cara sendiri untuk menunjukkan semangat dan kebersamaan. Bukan cuma soal menyambut hari raya, tapi juga merayakan momen-momen kecil yang menghangatkan hati. Salah satu tradisi yang paling dinanti adalah takbiran keliling sebuah perpaduan antara ibadah, seni, dan semangat gotong royong.
Malam takbiran di Jogja itu nggak cuma soal gema takbir yang mengudara, tapi juga parade kreativitas warga yang luar biasa. Jalanan jadi panggung, kendaraan dihias jadi "armada takbir", dan anak-anak sampai orang tua ikut terlibat. Dari kota sampai desa, semuanya ikut ambil bagian. Bisa dibilang, ini salah satu momen paling seru dan meriah sepanjang tahun!
Kemeriahan Takbiran di Jogja
Di berbagai titik di Jogja, takbiran keliling digelar dengan semangat tinggi. Mulai dari Warungboto, Pleret, Trimulyo, hingga Paseban, setiap daerah punya cara unik merayakan malam takbiran.
Yang bikin khas, tiap kampung punya identitas tersendiri. Ada yang bawa miniatur ka'bah berukuran besar, ada juga yang bikin mobil hias bertema kisah nabi. Di sisi lain, anak-anak kecil semangat bawa obor atau lampu warna-warni sambil meneriakkan takbir bersama. Semua bergembira, semua ikut andil. Berikut beberapa takbiran keliling yang bisa kalian saksikan langsung :
- Warungboto: Karnaval Gema Takbir di sini selalu dinanti. Peserta menampilkan kendaraan hias dengan lampu warna-warni dan kostum unik, menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.
- Pleret: Festival Takbir PHBI Pleret di Lapangan Sultan Agung menjadi ajang lomba takbir keliling yang melibatkan berbagai komunitas. Mereka berlomba menampilkan kreativitas terbaik dalam pawai takbir.
- Trimulyo: Gema Takbir Trimukti diadakan dengan rute dari Pertigaan Johor, Kapanewon Srandakan, menampilkan parade yang penuh semangat dan kekompakan warga.
- Paseban: Lapangan Paseban di Bantul menjadi titik kumpul takbiran yang meriah, dengan berbagai komunitas menampilkan pertunjukan kreatif dalam pawai takbir keliling.
Lomba Takbir Keliling: Ajang Kreativitas Warga
Takbiran keliling di Jogja sering kali dikemas dalam bentuk lomba. Setiap komunitas berlomba menampilkan pawai terbaik, dengan kendaraan hias, kostum unik, dan iringan musik islami yang menggugah semangat. Penilaian biasanya mencakup kekompakan, kreativitas, dan semangat kebersamaan.
Menariknya, meskipun ini lomba, atmosfernya tetap guyub dan santai. Nggak ada persaingan panas atau drama-drama lomba seperti di sinetron. Yang ada justru saling dukung dan bantu antar tim. Kadang malah antar kampung bisa kerja sama bikin satu kontingen besar.