Desa Sriwungu kaya akan sumber daya alam dan budaya. Walaupun demikian, desa ini masih menghadapi sejumlah tantangan dalam hal infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, proyek pengembangan dibutuhkan bertujuan untuk mengatasi beberapa masalah krusial yang dihadapi oleh penduduk desa.
Dengan memahami tantangan ini, proyek pengembangan infrastruktur di Desa Sriwungu diharapkan dapat memberikan solusi konkret dan berkelanjutan. Dengan fokus pada peningkatan aksesibilitas dan identitas, fasilitas pariwisata, dan pengembangan lainnya, diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Setelah melakukan observasi dan beberapa survey terkait kebutuhan infrastruktur, ditemukan bahwa salah satu kebutuhan Desa Sriwungu yaitu pembangunan jalan lingkar selatan. Jalan lingkar selatan sendiri merupakan akses mobilisasi warga. Sehingga jalan lingkar selatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Sriwungu.
Dalam pengerjaannya, setiap proyek membutuhkan suatu Rancangan Anggaran Biaya, bahkan proyek kecil sekalipun. Oleh sebab itu, munculah sebuah inovasi program kerja, yakni pembuatan RAB Jalan Lingkar Selatan Sriwungu sebagai acuan dalam merincikan item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan dan sebagai gambaran kasar anggaran biaya yang dibutuhkan. Gambaran ini sangat penting mengingat setiap anggaran desa harus ada transparansi dan rencana pengeluarannya pertahun. Diharapkan anggaran biaya ini dapat menjadi acuan sekaligus pedoman bagi seluruh perangkat desa maupun warga dalam merancangan anggaran desa untuk Jalan Lingkar Selatan.
Software yang digunakan pada program ini adalah SketchUp, AutoCad, Microsoft Excel, Misrosoft Word, Microsoft Power Point, dan Aplikasi Canva sebagai media untuk membuat modul. Selain itu, digunakan mesin print untuk mencetak modul sebagai luaran dari program ini.
Dalam membuat RAB, 2 unsur esensial yang dibutuhkan ialh AHSP Kabupaten dan Volume Pekerjaan. AHSP dibutuhkan sebagai acuan harga yang digunakan. Sementara itu, Volume Pekerjaan merupakan besarnya bahan/tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan item pekerjaan. Setelah nilai AHSP dan volume pekerjaan didapatkan, dilakukan prhitungan menggunakan excel sebagai output anggaran yang diperlukan.
Program ini dimulai dari survey kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk menunjang infrastruktur yang dibutuhkan desa. Setelah melakukan observasi, hal yang pertama dilakukan adalah pengukuran lahan-lahan yang akan digunakan sebagai lapangan pengerjaan.
Setelah didapatkan ukuran sekitar 1 kilometer, dapat dilakukan desain oleh mahasiswa arsitektur terkait perancangan bangunan yang ingin dibuat. Selain itu, perancangan ini juga diperlukan sebagai media visualisasi yng akan ditampilkan untuk dipresentasikan kepada perangkat desa dan/atau kepala desa.
Selanjutnya, dapat dihitung dengan software Autocad volume pekerjaan yang dibutuhkan. Volume ini yang akan dijadikan acuan besarnya setiap item pekerjaan yang diperlukan. Volume ini tergantung dari besarnya sebuah bangunan infratruktur. AHSP sendiri merupakan Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang dapat diakses dari situs resmi kabupaten.
Setelah seluruh perhitungan didapatkan, dapat diakumulasikan sebagai output terakhir dari perhitungan RAB proyek. RAB ini dibagi menjadi beberapa item pekerjaan pokok agar saat revisi dapat lebih mudah. Selain itu, hal ini berfungsi untuk dapat melihat pembengkakan biaya di item pekerjaan apa dan bagaimana memangkasnya.
