Mahasiswa KKN UPGRIS Melakukan Pendampingan di Tengah Pandemi Covid-19

Kab. Jepara - Adanya pandemi Covid-19 yang semakin meningkat secara global menyebabkan banyak negara termasuk Indonesia menerapkan kebijakan baru yang bertujuan untuk memutus mata rantai pandemi. Melalui PP Nomor 21 Tahun 2020, pemerintah mengupayakan adanya tindakan pembatasan sosial bersekala besar dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.

Banyak aspek kehidupan yang terdampak adanya Covid-19 ini, tak terkecuali pada dunia pendidikan. Pemerintah menerapkan kebijakan untuk belajar dari rumah secara daring sejak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease(Covid-19).

Salah satu contoh kecil dampak Covid-19 adalah kegiatan belajar mengaji membaca Al-Qur'an yang ada di Desa Mulyoharjo RW 5. Dengan adanya pembelajaran daring, santri-santri di TPQ Dunia Anak AL-Hikmah tidak bisa secara maksimal belajar mengaji melalui layar gawai. Karena dalam belajar membaca Al-Qur'an harus memperhatikan makhraj, tajwid, dan panjang pendeknya bacaan, sedangkan saat pembelajaran daring hal-hal tersebut sangat sulit untuk diperhatikan. Karena antusiasme santri-santri TPQ yang tinggi akhirnya pengelola TPQ memulai pembelajaran mengaji kembali.

Aisyah Fatma Anggraeni, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPGRIS yang tergabung dalam KKN UPGRIS kelompok 20 berinisiatif ikut membantu dalam pendampingan belajar mengaji secara sukarela di TPQ Dunia Anak AL-Hikmah Desa Mulyoharjo RW5. Mahasiswa secara rutin membantu belajar mengaji setiap hari selasa pukul 15.00 WIB.

Pelajaran mengaji di TPQ Dunia Anak AL-Hikmah diantaranya meliputi belajar baca Al-Qur'an dasar Iqro', menulis pegon, menghafalkan do'a, praktik solat, dll. Santri TPQ mulai dari TK hingga SD.

Nurma, sebagai ustadzah TPQ Dunia Anak AL-Hikmah mengungkapkan bahwa dengan adanya pendampingan belajar mengaji, beliau merasa sangat terbantu, karena jumlah santri yang cukup banyak namun ustadzah hanya sedikit yaitu 2 orang saja.

Kehadiran mahasiswa dalam mendampingi belajar mengaji mendapat respon yang sangat baik karena tetap menjaga protokol kesehatan dengan melakukan 3M dan kapasitas ruangan yang mengharuskan memuat santri untuk jaga jarak maka perlu ustadzah lagi agar semua santri TPQ dapat dipastikan belajar mengaji dengan lancar, selain itu antusiasme santri yang tinggi saat pendampingan belajar mengaji dengan mahasiswa membuat mereka lebih semangat saat pembelajaran.