Pada Juli 2021, Kremlin menerbitkan esai hampir 7000 kata oleh Putin, yang berjudul "On the Historical Unity of Russians and Ukrainians". Di mana Putin berpendapat bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu negara, dibagi secara artifisial. Ini meletakkan dasar untuk penempatan pasukannya ke Ukraina pada bulan Februari.
Pernyataan itu dengan cepat dikutuk oleh pihak Ukraina, yang melihat mereka sebagai pengakuan telanjang dari ambisi kekaisaran Putin.
Moskow berusaha untuk menjustifikasi perangnya di Ukraina dengan mengatakan bahwa pihaknya mengirim pasukan ke perbatasan untuk melucuti senjata dan mendenazifikasikan tetangganya, ini merupakan klaim yang tidak berdasar.Â
Menjelang peluncuran apa yang disebut Rusia sebagai Operasi Militer Khusus, Putin menyalahkan Vladimir Lenin, pendiri Uni Soviet, karena telah menciptakan Ukraina atas apa yang dikatakan Putin sebagai wilayah Rusia secara historis, dan karena menanam benih sehingga Uni Soviet runtuh.
Sebaliknya, pemimpin Rusia itu memberikan pujian yang hati-hati untuk Joseph Stalin karena telah menciptakan negara yang terpusat dan benar-benar bersatu. Bahkan ketika dia mengakui catatan penindasan totaliter ditaktor soviet.
Putin memiliki sejarah memuji para pemimpin yang terbagi menjadi berbagai pandangan konservatifnya sendiri, termasuk Tsar Alexander III dan Perdana Menteri pra revolusioner Pyotr Stolypin, keduannya memiliki menumen untuk menghormati mereka yang didirikan di seluruh negeri. Sementara itu, para pemimpin yang dipandang bertentangan dengan kesatuan Rusia yang kuat termasuk Lenin dan Nikita Khrushchev telah terlihat bahwa kontribusi mereka diremehkan oleh Putin.