Mohon tunggu...
Aisyah Inneke Nur Fadhilah
Aisyah Inneke Nur Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jaman Sekarang, Semua Serba Dikenakan Pajak: Realita atau Ilusi?

4 Oktober 2025   08:51 Diperbarui: 4 Oktober 2025   08:50 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era Digital dan Fenomena "Semua Serba Dikenakan Pajak" di Zaman Sekarang 

Di era modern, masyarakat sering merasa bahwa apa pun yang dilakukan selalu "tersentuh" oleh pajak. Dari belanja kebutuhan sehari-hari, transaksi online, hingga hiburan digital, semuanya seolah tak luput dari pungutan negara.

Pertanyaannya: mengapa pajak begitu melekat dalam kehidupan kita saat ini, dan apakah benar "semua serba dikenakan pajak"?

Pajak di Kehidupan Sehari-hari

Pajak sebenarnya bukan hal baru, namun perkembangan gaya hidup dan teknologi membuat kita semakin sadar akan keberadaannya. Beberapa contoh nyata:

  • Belanja online -- Setiap transaksi e-commerce kini dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

  • Langganan digital -- Aplikasi streaming musik, film, hingga layanan cloud, semua ada pajaknya.

  • Makan di restoran -- Selain harga menu, selalu ada tambahan pajak layanan.

  • Transportasi online -- Ongkos perjalanan maupun biaya antar makanan sudah termasuk pajak.

Dengan kata lain, aktivitas harian kita nyaris tak bisa lepas dari pajak, meski kadang jumlahnya kecil dan tak begitu terasa.

Mengapa Semua Dipajaki?

Ada dua faktor utama yang membuat pajak makin luas jangkauannya:

  1. Digitalisasi Ekonomi
    Transaksi semakin mudah dilacak, sehingga pemerintah bisa memperluas basis pajak ke sektor digital yang dulu sulit diawasi.

  2. Kebutuhan Anggaran Negara
    Pajak adalah sumber utama pemasukan negara. Semakin besar belanja pemerintah untuk pembangunan, infrastruktur, dan subsidi, semakin penting penerimaan pajak dari berbagai sektor.

Manfaat Pajak yang Sering Terlupakan

Meski terasa "membebani", pajak bukan hanya pungutan semata. Ada manfaat nyata yang sering kita abaikan:

  • Jalan raya, jembatan, dan fasilitas umum yang digunakan setiap hari.

  • Subsidi pendidikan dan kesehatan.

  • Program bantuan sosial saat krisis.

Dengan kata lain, pajak adalah "harga" yang kita bayarkan untuk layanan publik dan keberlangsungan negara.

Tantangan dan Harapan

Namun, penerapan pajak di era digital juga memiliki tantangan tersendiri. Masih banyak masyarakat yang belum memahami kewajiban perpajakannya, terutama bagi pelaku usaha online atau freelancer digital.

Edukasi pajak menjadi hal penting agar kepatuhan meningkat tanpa menimbulkan rasa keberatan yang berlebihan.

Ke depan, pemerintah diharapkan mampu menyeimbangkan antara optimalisasi penerimaan negara dan kenyamanan masyarakat.

Transparansi, kemudahan administrasi, dan kebijakan yang adil akan menjadi kunci agar sistem perpajakan modern dapat berjalan efektif dan diterima oleh semua lapisan masyarakat.

Kesimpulan

Fenomena "jaman sekarang semua serba dikenakan pajak" sebenarnya adalah konsekuensi dari perubahan zaman. Ekonomi digital, kebutuhan pembangunan, dan tuntutan keadilan fiskal membuat pajak hadir di hampir setiap aspek hidup.

Yang perlu kita dorong bersama adalah bagaimana agar sistem perpajakan semakin adil, transparan, dan benar-benar kembali untuk kesejahteraan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun