Bisnis dalam makna umum adalah aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
Islam memandang bahwa seluruh aktivitas manusia termasuk dalam masalah bisnis memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, serta bertujuan untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
Inilah perbedaan mendasar dari bisnis Islam dengan bisnis pada umumnya, dimana dalam bisnis bukan hanya untuk mendapatkan keuntungannya, akan tetapi ada tujuan yang lebih mulia, yaitu mendapatkan ridha Allah SWT.
Bisnis Islam berbeda dengan sistem bisnis lainnya, khususnya dalam prinsip-prinsipnya. Salah satu dari prinsip yang tidak ada dalam sistem bisnis lainnya adalah adanya aturan haram (yang tidak boleh dilakukan) dan halal (yang boleh dilakukan) yang harus ditaati oleh para pelaku bisnis.
Halal dan haram dalam Islam membawa konsekuensi kepada etika bisnis Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai Islam. Dimana seseorang tidak boleh melakukan sesuatu yang telah diharamkan dalam Islam, seperti riba, maysir, gharar, dan akad-akad lain yang diharamkan dalam Islam.
Falsafah bisnis dalam Islam berlandaskan pada tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pemilik semesta alam dan sumber dari segala rezeki.
Hal ini membawa konsekuensi pada beberapa prinsip utama, yaitu:
1. Keuntungan Halal
Bisnis harus dilakukan dengan cara yang halal dan terhindar dari riba, penipuan, dan kecurangan.
Contohnya, dalam Islam dilarang melakukan praktik riba, seperti meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi.
2. Keadilan dan Keseimbangan
Semua pihak yang terlibat dalam bisnis harus mendapatkan haknya secara adil dan seimbang.
Contohnya, Seorang pengusaha harus memberikan gaji yang layak kepada karyawannya, dan konsumen harus mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang wajar.
3. Tanggungjawab Sosial
Pengusaha muslim memiliki tanggungjawab sosial untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan menjaga kelestarian lingkungan.
Contohnya, Seorang pengusaha dapat memberikan solusi lainnya, serta menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dalam proses produksinya.
4. Kejujuran dan Transparansi
Seorang pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan penuh tanggungjawab dan dapat dipercaya. Mereka harus mengelola usaha dengan jujur, transparan, dan bertanggungjawab kepada Allah SWT dalam semua transaksi bisnisnya.
Contohnya, Seorang pengusaha harus mencantumkan informasi yang jelas dan benar tentang produknya, seperti bahan-bahan yang digunakan, harga, dan manfaatnya.
5. Kemaslahatan
Tujuan utama bisnis dalam Islam adalah untuk mendapatkan kemaslahatan bersama dari Allah SWT, baik bagi pemilik usaha, karyawan, konsumen, maupun masyarakat sekitar.
Bisnis tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Contohnya, Seorang pengusaha selalu bersyukur atas rezeki yang diperolehnya dan apabila sedang mendapatkan banyak rezeki, maka ia tidak lupa untuk berbagi.
6. Tauhid
Dalam Islam, segala aktivitas bisnis harus didasarkan pada keyakinan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Segala sesuatu yang dilakukan dalam berbisnins harus sesuai dengan kehendak dan aturan-Nya.
Contohnya, Seorang pengusaha muslim dapat berdoa sebelum memulai usahanya
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI