Di balik seragam oranye itu, tersimpan aspirasi akan kehidupan yang lebih stabil, penghasilan tetap, dan martabat yang diakui. Seragam oranye bukan sekadar pakaian kerja, ia menjelma menjadi simbol keadilan sosial yang nyata di tengah kondisi ekonomi yang timpang.
Kita tidak sedang membahas tentang pekerjaan prestisius, tapi tentang pekerjaan yang menyentuh akar kebutuhan kota dan rakyatnya. PPSU adalah bukti bahwa masyarakat mau bekerja keras, asal diberi kesempatan yang adil.Â
Mereka tidak menuntut fasilitas mewah, hanya ingin sistem yang menghargai keringat dan kontribusi mereka. Maka, pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus menjadikan PPSU sebagai inspirasi untuk membangun ekosistem pekerjaan publik yang inklusif. Ini bukan tentang menciptakan pekerjaan baru semata, tapi menciptakan sistem kerja yang manusiawi. Program padat karya bukan solusi darurat, tapi instrumen keadilan yang permanen jika dikelola serius.
Jika seragam oranye bisa menjadi simbol naik kelasnya pekerjaan sosial, maka sudah semestinya kita menata ulang cara pandang terhadap kebijakan ketenagakerjaan. Di sanalah keadilan sosial menemukan bentuk paling kasat mata: tempat di mana rakyat kecil bekerja dan merasa dihargai sebagai bagian dari bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI