Dalam era digital yang semakin berkembang, kita sering terjebak dalam siklus penggunaan teknologi tanpa henti. Mulai dari bekerja dengan komputer, bersosialisasi melalui media sosial, hingga mengonsumsi hiburan digital. Namun, pernahkah Anda merasa lelah meskipun hanya duduk di depan layar? Itulah yang disebut dengan Digital Fatigue atau kelelahan digital, suatu kondisi yang semakin banyak dialami oleh masyarakat modern.
Fenomena Digital Fatigue
Digital Fatigue terjadi ketika seseorang mengalami kelelahan fisik dan mental akibat paparan teknologi yang berlebihan. Fenomena ini muncul seiring dengan meningkatnya ketergantungan terhadap perangkat digital, terutama di kalangan pekerja kantoran, mahasiswa, dan pengguna media sosial.
Menurut survei yang dilakukan oleh Deloitte, sekitar 32% pekerja kantoran merasa kelelahan akibat penggunaan teknologi yang terus-menerus. Hal ini diperparah oleh budaya "selalu terhubung", di mana batas antara kehidupan profesional dan personal menjadi semakin kabur.
Dampak Digital Fatigue
Digital Fatigue tidak hanya berdampak pada produktivitas tetapi juga kesehatan mental dan fisik, seperti:
1. Penurunan Produktivitas: Konsentrasi menurun dan pekerjaan menjadi kurang efektif.
2. Kesehatan Mata: Paparan layar berlebihan menyebabkan digital eye strain, mata kering, dan gangguan penglihatan.
3. Gangguan Tidur: Cahaya biru dari layar gadget dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur nyenyak.