Mohon tunggu...
Ainun Khairun Nisa
Ainun Khairun Nisa Mohon Tunggu... UIN KIAI AGENG MUHAMMAD BESARI PONOROGO

Mempunyai kepribadian yang sedikit ceria dan menyukai pengalaman dan hal-hal baru yang terjadi dikehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

''Pengaruh Bahasa Tubuh Guru terhadap Penerimaan Materi oleh Siswa Sekolah Dasar''

3 Oktober 2025   09:05 Diperbarui: 3 Oktober 2025   09:05 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

  

Bahasa tubuh merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang sering kali tidak disadari, namun sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, terutama di tingkat Sekolah Dasar (SD). Dalam usia ini, siswa belum sepenuhnya mampu menangkap dan memahami bahasa verbal dengan baik, sehingga mereka lebih mengandalkan isyarat visual seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kontak mata dari orang dewasa, khususnya guru. Oleh karena itu, cara guru menyampaikan pelajaran bukan hanya isi materinya sangat menentukan sejauh mana siswa bisa memahami dan menyerap apa yang diajarkan.

Guru yang menggunakan bahasa tubuh secara efektif, seperti tersenyum, mengangguk, atau menunjuk gambar sambil menjelaskan, biasanya mampu menarik perhatian siswa lebih lama. Gerakan tangan saat menjelaskan konsep matematika, misalnya, dapat membantu siswa membayangkan dan memahami secara visual. Ketika guru memberikan isyarat positif seperti acungan jempol atau tepukan ringan di bahu siswa juga akan merasa lebih dihargai, aman, dan percaya diri untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal-hal sederhana ini membuat pelajaran terasa lebih hidup dan mudah diingat.  Sebaliknya, guru yang tidak menggunakan bahasa tubuh dengan baik bisa membuat suasana kelas menjadi kaku dan tidak menarik. Ekspresi wajah yang datar, nada bicara monoton, atau kurangnya kontak mata bisa memberi kesan bahwa guru tidak tertarik atau bahkan tidak ramah. Akibatnya, siswa menjadi pasif, enggan bertanya, dan sulit fokus. Bahkan, beberapa siswa bisa merasa cemas atau tidak nyaman di kelas jika guru terlihat tegang atau marah, meskipun tidak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.

Beberapa penelitian di bidang psikologi pendidikan menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal berkontribusi besar dalam menciptakan iklim emosional yang positif di kelas. Siswa akan lebih responsif jika mereka merasa diperhatikan, dihargai, dan dipahami secara emosional. Bahasa tubuh guru yang terbuka, seperti berdiri tegak sambil tersenyum atau menatap siswa saat berbicara, bisa meningkatkan keterlibatan mereka. Sebaliknya, bahasa tubuh yang tertutup atau tidak konsisten (misalnya berkata “bagus” tetapi wajahnya datar) justru bisa membingungkan siswa dan menurunkan semangat belajar.

Peran bahasa tubuh juga sangat penting dalam mengatasi gangguan perhatian yang umum terjadi pada anak-anak usia SD. Siswa di usia ini cenderung mudah bosan, terutama jika pelajaran disampaikan secara monoton. Guru yang dinamis dalam bergerak, berpindah posisi, dan menggunakan ekspresi wajah yang variatif dapat membantu mengembalikan fokus siswa. Bahkan tanpa berkata apa-apa, guru bisa "memanggil" kembali perhatian siswa hanya dengan pandangan mata atau gerakan tangan tertentu.

Dengan demikian, bahasa tubuh bukanlah pelengkap, melainkan bagian penting dari strategi mengajar yang efektif. Guru yang menyadari kekuatan komunikasi nonverbal dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan mendalam bagi siswanya. Melalui kesadaran dan latihan, guru dapat mengembangkan keterampilan bahasa tubuh yang mendukung penyampaian materi, memperkuat koneksi dengan siswa, dan membangun suasana kelas yang mendukung perkembangan psikologis dan akademik anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun