Mohon tunggu...
Ainun Khofifah
Ainun Khofifah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI EKONOMI ISLAM (FEBI-UINSU 2017)

MAN JADDA WAJADA

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Robbani, Disayang Manusia Dicintai Ilahi Robi

8 Agustus 2020   22:00 Diperbarui: 8 Agustus 2020   21:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejak dimulai adanya kehidupan manusia di muka bumi ini, kemauwan untuk hidup secara kooperatif di antara manusia telah dirasakan dan diakui sebagai faktor esensial agar dapat bertahan hidup. Dalam kehidupannya, manusia banyak melakukan kegiatan dari berbagai aspek  yang kemudian  terbagi menjadi sub -- sub yang lebih detail lagi. Yang paling menonjol adalah terutama pada kegiatan perekonomian yang disertai aktivitas -- aktivitas ekonomi,  mulai dari lingkup yang besar hingga yang paling kecil. Mengapa aspek ekonomi yang menjadi sorotan paling utama? Ya, sebab mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi semua itu diserta kegiatan-kegiatan berekonomi. Mulai dari kita tidur saja, tempat tidur yang nyaman kita gunakan ketika tidur adalah hasil dari kegiatan ekonomi. Tentu saja, Springbad yang nyaman itu pastilah kita membelinya di toko perabotan. Itu masih satu contoh, bagaimana contoh lainnya? Wah pasti banyak sekali.  Aspek ekonomi ini menyebab kan terjadinya kehidupan sosial yang tercermin dari sifat harfiah manusia itu sendiri, yang mana memberikan tindakan nyata bahwa memang benar manusia tidak dapat hidup sendirian dan pasti membutuhkan manusia lainnya  yang kemudian disebut dengan makhluk sosial. Lewat ekonomi kemudian terjadilah transaksi -- transaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok dengan tujuan untuk melanjutkan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari -- hari.

Ekonomi  itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu ecos (keluarga) dan nomos (aturan). Dalam garis besar dapat kita artikan sebagai aturan rumah tangga. Secara terminologi ekomomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup ( produksi, distribusi dan konsumsi).  Ekonomi menurut salah satu ahli ekonomi yang tidak asing lagi yaitu Adam Smith yang juga terkenal dengan sebutan bapak ekonomi yang mengembangkan ekonomi kapitalis, mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu kegiatan berupa penyelidikan dan penelitian tentang kondisi, sebab, maupun asal muasal kekayaan suatu negara.  Dari apa yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat kita artikan bahwasanya ekonomi adalah cara memperoleh sesuatu kekayaan, kekayaan itu bisa kita artikan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup.

Manusia sendiri sebagai makhluk sosial akan selalu berhadapan dengan ekonomi. Kadang kala dalam aktivitas ekonomi, manusia memiliki beberapa permasalahan -- permasalahan. Yang paling inti dari permasalahan ekonomi adalah kenyataan bahwa jumlah kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Adapula jumlah kebutuhan setiap manusia tidaklah sama, ada beberapa faktor yang menyebabkan kebutuhan manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya. Antara lain: "Faktor ekonomi, faktor lingkungan sosial dan budaya, faktor fisik, faktor pendidikan dan faktor moral". Pendidikan dan moral dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi perbedaan jumlah kebutuhan manusia, menjadikan ekonomi sebagai tonggak yang kuat untuk memberikan kemajuan pada kehidupan dan memunculkan sebuah peradaban yang lebih baru lagi.

Ekonomi merupakan salah satu tonggak kemajuan lahirnya sebuah peradaban,  Artinya ekonomi juga menjadi salah satu tujuan hidup manusia selain beribadah dan menyembah Sang Pencipta. Sebagai salah satu tujuan hidup manusia, ekonomi semakin memicu semangat manusia untuk mencapainya sebaik mungkin.

Ekonomi konvensional yang mendominasi pemikiran ekonomi modern telah menjadi sebuah ilmu disiplin yang sangat maju dan canggih. Melalui proses yang cukup panjang, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ekonomi konvensional memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan hidup manusia secara materil. Namun pada perkembangannya, ekonomi konvensional terbukti gagal mempertahankan idealismenya dalam kesejahteraan dan keadilan untuk seluruh manusia. Karena dalam pandangan ekonomi konvensional mementingkan bagaimana caranya mendapatkan ekonomi yang baik untuk diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Inilah yang kerap kali dalam pencapaian ekonomi yang baik  tersebut kadang kala membuat manusia lupa. Ya! Manusia lupa pada hal -- hal yang tidak sepantasnya di lakukan dalam memperoleh ekonomi yang baik. Sering pula di era ini, untuk mencapai ekonomi yang baik, Manusia banyak melakukan kecurangan -- kecurangan, kedzholiman -- kedzholiman dan hal -- hal yang dilarang lain nya oleh agama.

Sebagai contoh kedzholiman yang paling nyata didalam dunia perekonomian adalah RIBA. Apa itu Riba? Riba adalah melipat gandakan atau melebih -- lebihkan.Dalam pandangan islam Riba dikecam dengan hukum haram. Sebagaimana dalam Qs. Ali Imran ayat 130, Allah berfirman :

 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." 

Bukan hanya islam saja yang mengkaji mengenai masalah riba ini. Masalah riba juga telah menjadi bahasan kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga romawi. Agama yahudi sendiri melarang praktik riba sebagaimana dalam Kitab Ulangan 23 : 19 yang menyatakan :

 "Janganlah engkau melipat gandakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan". 

Riba yang paling akrab di masyarakat saat ini, yang paling banyak dikenali adalah Bunga Bank yang terjadi pada Bank Konvensional. Namun, tanpa kita sadari riba tidak hanya terjadi pada Bunga Bank konvensional saja. Tanpa kita sadari pula, banyak sekali riba -- riba lainnya yang tanpa sengaja dan tidak kita sadari telah kita lakukan. Contoh lainnya adalah pada saat kita melakukan pinjaman kepada seorang rentenir atau kita yang memberikan pinjaman kepada seseorang, lalu meminta atau memberikan uang lebih dari yang telah dijanjikan di awal untuk melunasi hutang karena telah melewati waktu jatuh tempo. Hal lainnya lagi adalah dalam kegiatan Pengkreditan sebuah barang misalnya. Ketika kita melakukan kredit motor contohnya, lalu kita melakukan kredit motor dengan jangka waktu 2 tahun. Pengkreditan itu kita cicil setiap sebulan sekali selama 2 tahun. Dengan harga motor kontan Rp. 14.000.000; misalnya, namun kemudian jika kita cicil sebulan Rp. 800.000; maka jika kita kalikan dengan waktu jatuh tempo melunasi yaitu 2 tahun (24 bulan), maka hasilnya kita telah membayar sebesar Rp. 19.200.000, sangat jauh sekali perbedaan harga yang kita bayarkan ketika membeli kereta harga kontan dengan membeli kreta dengan melakukan kredit.  Belum lagi ketika kita telat membayarkan cicilan bulanannya dan mendapatkan denda. Selain dari yang telah dipaparkan, masih banyak lagi hal -- hal yang tanpa kita sadari ternyata termasuk kedalam riba.

Dahulu, Riba tidak terlalu mendoktrin kehidupan. Namun, seiring berjalannya waktu dengan berbagai pemikiran terutama pada pemikiran ekonomi yang menyatakan bahwa "manusia harus memperoleh untung yang sebesar -- besarnya", Teori ekonomi kapitalis (Keuntungan besar artinya menjadikan semakin baik pula perekonomiannya).  Tapi tidak dijelaskan dalam pendapat tersebut bahwa memperoleh keuntungan sebesar -- besarnya tidak lah seharusnya dengan cara yang curang bahkan sampai mendzholimi orang lain. Begitulah ekonomi kapitalis yang hanya memiliki tujuan untuk diri pribadi tanpa memikirkan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun