Mohon tunggu...
Aini Khoirunnisa (22104080098)
Aini Khoirunnisa (22104080098) Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Halo, saya Aini! Hobi saya membaca buku, terutama yang dapat menambah wawasan dan inspirasi. Di sini, saya akan membagikan berbagai berita dan cerita dengan lingkup keluarga—mulai dari kisah inspiratif, lingkungan masyarakat, dll. Semoga tulisan saya bisa menjadi bacaan yang bermanfaat dan menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Home

Jumat Legi, Momen Pengajian Rutin yang Dinanti Jamaah Masjid Al-Muhtadiin

23 Juni 2025   16:00 Diperbarui: 23 Juni 2025   13:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pengajian Jum'at Legi (Sumber: Dokumen Pribadi))

Setiap malam Jumat Legi, Masjid Al-Muhtadiin yang terletak di Dusun Gunung Kelir selalu dipenuhi suasana religius yang hangat dan penuh kekeluargaan. Tradisi pengajian rutin yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun ini menjadi salah satu kegiatan keagamaan yang paling dinanti oleh warga sekitar, khususnya para jamaah setia masjid tersebut.

Pengajian ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tepatnya pada hari Kamis malam Jumat Legi menurut penanggalan Jawa. Meski hanya sebulan sekali, namun semangat dan antusiasme warga untuk hadir sangat tinggi. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, semuanya berbaur dalam majelis ilmu yang penuh keberkahan.

Ustadz Pilihan Takmir

Setiap pelaksanaan pengajian, takmir masjid akan mengundang ustadz atau penceramah yang berbeda-beda. Pemilihan ustadz ini dilakukan dengan cermat dan penuh pertimbangan agar materi yang disampaikan bisa relevan dan membawa manfaat bagi jamaah.

"Biasanya kami diskusi dulu di internal takmir, siapa yang akan diundang. Kadang kami undang ustadz lokal, kadang juga dari luar dusun," ujar salah satu pengurus takmir masjid, Pak Suhadi. "Yang penting isi ceramahnya menyentuh, mudah dipahami, dan mengajak jamaah untuk makin dekat dengan Allah SWT."

Kehadiran ustadz yang berbeda setiap bulan ini menjadi daya tarik tersendiri. Jamaah merasa mendapatkan sudut pandang baru, gaya penyampaian yang bervariasi, serta ilmu yang memperkaya pengetahuan keislaman mereka.

Snack Bergilir Antar RT

Hal lain yang membuat suasana semakin hangat adalah tradisi pembagian snack atau konsumsi setelah pengajian. Uniknya, penyediaan snack ini dilakukan secara bergilir oleh warga RT 1 hingga RT 7. Setelah giliran RT 1 selesai, bulan berikutnya dilanjutkan oleh RT 2, dan seterusnya secara bergantian.

Sistem giliran ini tidak hanya meringankan beban, tetapi juga menjadi sarana mempererat silaturahmi antarwarga. Setiap RT akan mempersiapkan snack terbaik mereka, mulai dari kue tradisional hingga air mineral, yang dikemas rapi dan dibagikan dengan penuh keramahan.

"Senang bisa ikut ambil bagian. Walau cuma nyumbang snack, tapi ini jadi ladang amal juga," tutur Bu Sum, warga RT 4. "Anak-anak juga jadi semangat bantu-bantu di dapur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun