Mohon tunggu...
Aini Khoirunnisa (22104080098)
Aini Khoirunnisa (22104080098) Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Halo, saya Aini! Hobi saya membaca buku, terutama yang dapat menambah wawasan dan inspirasi. Di sini, saya akan membagikan berbagai berita dan cerita dengan lingkup keluarga—mulai dari kisah inspiratif, lingkungan masyarakat, dll. Semoga tulisan saya bisa menjadi bacaan yang bermanfaat dan menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kembali ke Hati : Tradisi Sungkeman Jadi Simbol Idul Fitri yang Penuh Haru

26 April 2025   11:27 Diperbarui: 26 April 2025   11:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen haru sungkeman, wujud cinta dan permohonan maaf di Hari Fitri 

Idul Fitri bukan hanya menjadi hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, tetapi juga momentum sakral yang penuh kehangatan, silaturahmi, dan permohonan maaf. Di tengah perayaan yang meriah, ada satu tradisi yang terus melekat kuat di hati masyarakat Indonesia, yaitu sungkeman.

Sungkeman menjadi salah satu tradisi umat Muslim di Indonesia saat Lebaran. Bukan sekadar formalitas, sungkeman menjadi media silaturahmi untuk saling memaafkan di kalangan keluarga dan sanak saudara. Tradisi ini mempertemukan hati yang selama ini mungkin renggang, mempertemukan wajah-wajah yang jarang bersua, dan mempertemukan kata maaf yang kadang sulit diucapkan dalam hari-hari biasa.

Biasanya, sungkeman dilakukan setelah salat Idul Fitri. Anak-anak bersimpuh di hadapan orang tua, mencium tangan mereka sambil memohon ampun atas segala khilaf dan kesalahan. Dalam tradisi Jawa, momen ini kerap disertai ucapan, "Ngaturaken sugeng riyadi, sedoyo kalepatan kulo nyuwun pangapunten" yang artinya "Selamat hari raya, segala kesalahan saya mohon maaf."

Satu kalimat sederhana, tapi mengandung kekuatan besar untuk melembutkan hati dan menghapus jarak yang mungkin sempat ada.

Di tengah arus modernisasi dan perkembangan teknologi, tradisi sungkeman tetap menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di banyak keluarga. Tak sedikit yang menjadikannya sebagai momen utama, bahkan lebih ditunggu-tunggu daripada kue kering atau angpao.

"Setiap Lebaran, momen sungkeman bikin hati tersentuh. Saat berlutut di depan orang tua, ada perasaan campur aduk: haru, syukur, dan penyesalan," ujar Sani, warga Bantul. Ia menambahkan bahwa momen itu membuatnya merasa kembali menjadi anak kecil yang rindu pelukan orang tua.

Lebaran pun bukan lagi soal tampil dengan pakaian baru atau makan hidangan khas. Lebaran menjadi saat untuk membersihkan hati, mempererat ikatan batin, dan memperbaiki hubungan yang sempat renggang.

Sungkeman juga menjadi tradisi lintas generasi. Orang tua mencontohkan, anak-anak meniru, dan akhirnya tumbuh menjadi budaya yang diwariskan. Di berbagai daerah, bentuknya mungkin berbeda, tapi intinya tetap sama: saling meminta maaf dan menunjukkan rasa hormat.

Tradisi ini juga menjadi momen pendidikan karakter bagi anak-anak. Mereka belajar tentang adab, rasa hormat, dan pentingnya meminta maaf dengan tulus. Momen ini sering kali menjadi pelajaran hidup yang melekat lebih lama dibanding nasihat panjang.

Tak jarang, suasana haru menyelimuti saat sungkeman berlangsung. Tangis pecah, pelukan erat, dan kata maaf terucap di antara isak tangis. Bagi sebagian orang, inilah puncak dari Idul Fitri---saat hati saling terbuka dan kasih sayang kembali mengalir.

Di banyak keluarga, sungkeman menjadi jembatan yang menyatukan kembali hubungan yang sempat renggang. Momen ini sering dijadikan waktu yang tepat untuk memulai dari awal, saling memaafkan, dan menyingkirkan ego.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun