Naik daun menurut KBBI berarti selalu menang atau mendatangkan untung, mendapatkan nasib baik, menanjak. Hal ini merujuk pada peran, aktivitas, kiprah, karya, sesorang yang mendapat pengakuan secara luas di bidang tertentu.Â
Namanya sedang ngehits, begitu penyebutan lainnya.
Makna Sedang Naik Daun sama sekali bukan berarti yang bersangkutan sedang menaiki sebuah daun, lalu duduk manis sembari mencengkeram pinggiran daun dan terbang ala Putri Yasmine dengan permadani ajaibnya, dalam pelukan Aladin.
Lalu sekelebat saya ingat pernah membaca salah satu dongeng Hans Christian Andersen di masa kecil. Jangan sampai anda tak mengenal siapa Hans Christian Andersen. Jangan-jangan anda tidak secinta itu terhadap literasi. Buku cerita yang saya miliki saat kelas tiga SD itu masih tersimpan baik di rak buku, terbitan tahun 1982 dan sudah menguning di sana-sini.
Di salah satu dongeng opa Hans, ilustrasinya berupa seorang gadis yang menaiki daun. Heran, masih ingat juga saya dengan detil gambar buku cerita yang puluhan tahun tak terjamah itu, menandakan memori manusia sedemikian lekatnya. Ternyata bukan laki-laki saja yang visual.
Judulnya Putri Bajang, entah apa judul aslinya dalam bahasa asli om Hans yang berasal dari Denmark. Ceritanya tentang seorang wanita yang ingin sekali memiliki anak, kemudian ia menemui seorang tukang sihir dan meminta bantuannyaÂ
Singkat cerita, si wanita berhasil memiliki anak namun bertubuh sangat mungil. Karena mungilnya sampai saat tidur di kasur kecilnya, seekor katak sanggup menggotongnya ke pinggir sungai. Lalu katak tersebut meletakkan si putri yang masih lelap tadi di atas daun teratai yang tumbuh di permukaan air.
Daun itu kemudian putus dari tangkainya akibat perbuatan konspirasi penghuni sungai lain yang tak rela si putri mungil dinikahi oleh anak si katak.
Malang sekali nasibmu, Nak. Tapi yang penting engkau bisa naik daun.
Kembali lagi tentang Naik Daun, ada yang menarik tentang hal ini. Kebanyakan akan mengaitkan dengan fenomena yang positif. Padahal seharusnya bisa diterapkan pada hal yang sama meski dalam konteks negatif. Hanya saja sesuatu yang beraroma negatif lebih dikenal dengan sebutan Viral.
Tak seperti persepsi orang pada umumnya ketika mendengar kalimat naik daun, mendengar kata viral orang akan langsung berasumsi bahwa seseorang yang tengah diviralkan tersebut telah melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai umum yang berlaku.
Meski tak jarang kata viral disematkan pada aksi-aksi heroisme dan, keteladanan, namun impactnya tak akan sedahsyat pemunculan berita yang mengandung aib, kesalahan fatal, kejahatan, dan tindakan yang dianggap buruk.
Seseorang yang sedang viral kadang mendapatkan panggung yang lebih semarak dibanding seseorang yang sedang naik daun. Tak usah jauh-jauh menjelajah dunia maya, terkadang teman di kanan kiri kita, tetangga depan belakang, sigap 'mendiskusikan' topik-topik yang tengah viral, alih-alih antusias menelisik positivisme yang tengah naik daun.
Well, jangan bilang kita ngga bahagia di atas 'kesusahan' orang lain ...