Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Nasib Lulusan Sarjana di Tengah Ekonomi Lesu

24 September 2025   05:00 Diperbarui: 20 September 2025   17:13 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bingung soal pekerjaan. (Wavebreakmedia Ltd via Kompas.com)

Lulus kuliah saat ekonomi lesu sering terasa seperti kebetulan buruk. Ada istilah ekonomi untuk itu: efek bekas luka.

Intinya sederhana, tapi dalam. Kondisi ekonomi saat seseorang masuk pasar kerja bisa membentuk arah karier dan memengaruhi pendapatan sepanjang hidup.

Salah waktu bisa meninggalkan jejak yang susah dihapus. Tapi seberapa akurat pandangan itu hari ini? Apakah ada faktor lain yang kini ikut bermain?

Kita juga perlu hati-hati saat membandingkan satu krisis dengan krisis lain, karena pola hantamnya tidak selalu sama. Krisis moneter 1998, misalnya, menghajar sektor keuangan dan perbankan (Liputan6.com, 2021).

Berbeda dengan krisis akibat pandemi yang menumbangkan jasa, pariwisata, dan ritel karena pembatasan mobilitas masyarakat (detikFinance, 2020).

Pekerjaan yang hilang beda, peluang baru yang tumbuh juga beda. Menyamakan semua krisis justru menutupi solusi yang sebenarnya dibutuhkan.

Ada pula keyakinan bahwa teknologi adalah penolong utama. Platform online membuka pintu yang dulu tidak kebayang, dari LinkedIn sampai situs freelance.

Lulusan baru bisa berburu kerja, bahkan menawarkan jasa sendiri. Hanya saja, koin ini punya dua sisi.

Ekonomi digital memberi fleksibilitas, tetapi juga membawa masalah baru. Banyak riset menemukan pola yang mirip: kerja lepas kerap tidak stabil, pendapatan naik turun (Kumparan, 2025), dan sering tanpa jaminan sosial.

Anak muda mudah terjebak dalam pekerjaan serabutan yang tidak memberi jalur karier yang jelas (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNESA).

Fokus yang terlalu sempit pada sarjana juga menyesatkan. Kita bisa kehilangan gambaran besar tentang siapa yang paling rentan ketika ekonomi sedang susah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun