Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Biaya Perawatan dan Ekosistem di Balik Larangan Injak Rumput

24 September 2025   01:00 Diperbarui: 20 September 2025   14:11 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumput liar. (SHUTTERSTOCK / damiangretka via Kompas.com)

Papan "Dilarang Menginjak Rumput" sering muncul di mana-mana. Di banyak taman kota, malah.

Setiap kali terlihat, debatnya ikut tumbuh. Ada yang merasa terganggu, bahkan terkekang.

Taman, kata mereka, adalah ruang publik yang seharusnya bebas. Warga mestinya bisa bersentuhan langsung dengan alam.

Bukan sekadar memandang dari jauh. Larangan itu terasa seperti dinding tak terlihat yang memisahkan manusia dari hijaunya bumi.

Kalau dipikir, fungsi taman jelas sekali. Ia dibuat supaya dipakai.

Dinikmati. Hidup. Anak-anak berlarian. Keluarga gelar tikar untuk piknik. Pekerja duduk di rumput saat jam istirahat.

Semua itu butuh akses ke hamparan hijau. Begitu akses ditutup, taman kehilangan esensinya.

Ia berubah jadi diorama di museum. Indah, ya, tapi jangan disentuh. Wajar kalau banyak orang keberatan. Ruang publik, pada akhirnya, ada untuk warganya.

Tapi ada sisi lain yang sering luput. Bukan semata perkara kepercayaan pada pengunjung.

Seringkali soal yang lebih membumi: biaya operasional dan daya tahan taman. Merawat taman kota itu tidak murah, apalagi di kota besar yang padat.

Anggarannya kerap disorot karena bisa besar sekali. Jakarta pernah jadi contoh perdebatan soal ini (Republika, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun