Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Evolusi Wisata Bromo, dari Era Kolonial Hingga Kini

23 September 2025   11:00 Diperbarui: 18 September 2025   22:12 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisatawan bersama jip di kawasan bromo.(Shutterstock via Kompas.com)

Pesona Gunung Bromo seperti tak ada matinya. Sunrise-nya selalu jadi buah bibir. Magnet buat para pemburu momen.

Sejak masa kolonial, pelancong Eropa rela berjalan jauh. Perjalanannya berat, hanya demi sekilas momen magis itu (Indonesiana.id, 2021).

Dari sana nama Bromo dibangun sebagai destinasi premium. Tapi pengalaman dulu jelas tidak sama dengan sekarang.

Menyamakan keduanya terlalu menyederhanakan. Ada jurang lebar di antaranya.

Dulu Bromo terasa seperti surga yang amat eksklusif. Sekarang ia berubah jadi tujuan wisata massal.

Di masa kolonial, pergi ke Bromo adalah sebuah kemewahan. Destinasi ini eksklusif betul. Hanya elite Eropa yang sanggup menjangkaunya. Mereka punya uang dan tenaga ekstra (KEK).

Catatan sejarah menyarankan rute lewat Tosari (Tirto.id, 2023). Perjalanan biasanya dimulai dari Surabaya. Naik kereta api lalu berganti kereta kuda. Berjam-jam menempuh medan terjal yang terus menanjak.

Wisata ke Bromo kala itu terasa seperti ekspedisi. Petualangan mahal yang sekaligus jadi penanda status.

Penginapan pun sangat terbatas. Cermin betapa terbatasnya akses waktu itu.

Kini peta pariwisata Bromo berubah total. Akses makin mudah dengan kendaraan modern. Pintunya terbuka lebar untuk siapa saja.

Pilihan akomodasi beragam. Dari homestay sederhana sampai hotel berbintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun