Platform itu bukan hanya untuk hiburan. Itu menjadi mesin pencari baru (Search Engine Land, 2024). Fenomena ini biasa disebut social search. Pencarian terjadi di dalam media sosial.
Apakah ini berarti Google telah tersingkir? Jawabannya tentu saja belum tentu.
Coba kita semua pikirkan kembali. Bagaimana kita menemukan video di YouTube?
Kita sering mengetik di Google dulu. Kita mencari cara perbaiki keran bocor.
Google telah menjadi pintu gerbang utamanya. Google mengarahkan kita ke tujuan tepat. Banyak brand menyadari fenomena ini.
Pembuat konten juga turut menyadarinya. Mereka memikirkan ulang strategi pencarian.
Mereka harus menjangkau banyak audiens. Bukan hanya audiens di Google saja (Gulf Business, 2024).
Jadi Google sebenarnya tidak ditinggalkan. Posisinya sekarang hanya sedikit bergeser. Google jadi titik awal sebuah perjalanan.
Sekarang mari kita bicara soal YouTube. Platform ini adalah mesin pencari besar. Ia diakui sebagai yang terbesar kedua (Oklahoma State University Library).
Posisinya tepat di belakang Google Search. YouTube punya miliaran pengguna aktif. Jangkauan platform ini begitu masif.
Ada satu fakta penting terlupakan. Faktanya, YouTube itu milik Google. Keduanya di bawah naungan Alphabet Inc. (SurgeGraph, 2024).