Dulu, motor bebek adalah raja jalanan. Harga motor bebek sangat terjangkau. Mesinnya juga dikenal sangat bandel. Motor ini juga sangat irit bensin. Bentuknya cocok postur orang Indonesia.Â
Lalu datanglah era skuter matik. Skutik ini perlahan menggeser dominasi. Dominasi dari para motor bebek (Mobilinanews.com, 2020).Â
Awalnya produsen Tiongkok membanjiri pasar. Namun gebrakan besar datang dari Yamaha.
Yamaha meluncurkan Nouvo pada 2002. Nouvo menjadi pionir skutik Jepang. Ia pionir di pasar Indonesia (Otomotifnet.gridoto.com, 2024; Auksi.co.id).Â
Desainnya sangat sporty dan praktis. Motor ini menargetkan pengendara perkotaan (Wikipedia, 2024).Â
Sayangnya Nouvo tidak terlalu sukses. Karena bodinya dianggap terlalu besar. Harganya juga tergolong sangat mahal. Pasar masih lebih memilih motor bebek (Otomotif.kompas.com, 2020).
Setahun kemudian Yamaha merilis Mio. Mio rilis pada Desember 2003 (Yamaha Motor, 2014; GridOto, 2024).Â
Awalnya Mio dirancang untuk perempuan. Bodinya ringkas, ringan, mudah dikendarai (Wikipedia, 2024). Strategi pemasaran ini sangat berhasil.Â
Namun kaum pria juga menyukainya. Kaum pria menyukai kepraktisannya juga. Mio pun menjadi favorit para modifikator. Yamaha melihat perubahan tren ini. Mereka lantas mengubah strategi pemasarannya.Â
Mio menjadi skutik semua kalangan. Akhirnya Mio menjadi skutik terlaris. Mio terlaris di seluruh Indonesia (GridOto, 2020).
Melihat sukses Mio, Honda tidak tinggal diam. Honda meluncurkan Vario pada 2006. Vario adalah respons awal mereka (GridOto, 2020; Moladin).Â