Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gambler's Fallacy, Ilusi yang Menguras Isi Kantong

15 Agustus 2025   19:00 Diperbarui: 12 Agustus 2025   17:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan layar judi online pada gawai.(KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA)

Otak manusia adalah sebuah mesin pencari pola. Kemampuan ini sangat membantu kita bertahan hidup. Kita tahu langit mendung pertanda akan hujan. Kita tahu gerak semak bisa berarti bahaya. 

Ini adalah sebuah bakat alami luar biasa. Namun, bakat ini bisa menjadi bumerang. Terutama saat kita menghadapi hal-hal acak. Contohnya seperti dalam permainan judi itu sendiri.

Ada sebuah jebakan berpikir yang sangat umum. Namanya adalah The Gambler's Fallacy itu. Atau disebut juga Sesat Pikir Penjudi. Logikanya terdengar masuk akal tapi salah (EBSCO). 

Misal koin dilempar dan hasilnya gambar. Kita merasa lemparan berikutnya pasti jadi angka. Bola rolet selalu jatuh di warna hitam. 

Karena itu orang bertaruh besar untuk merah. Mereka pikir, "Tidak mungkin hitam keluar lagi." "Warnanya sudah muncul terlalu sering."

Ini semua adalah sebuah ilusi yang besar. Setiap putaran rolet adalah kejadian yang baru. Bola itu sama sekali tidak punya ingatan. Ia tidak peduli pada semua hasil sebelumnya. Peluang hitam atau merah selalu tetap sama. 

Sejarah mencatat pelajaran sangat mahal ini. Kejadiannya di Kasino Monte Carlo tahun 1913. Saat itu bola rolet jatuh di hitam. Itu terjadi 26 kali secara berturut-turut. 

Orang-orang kehilangan jutaan uang milik mereka. Mereka yakin warna merah akan segera keluar. Keyakinan itu menghancurkan mereka semua (Wikipedia).

Namun, apakah orang terjebak judi hanya karena salah logika? Sepertinya tidak sesederhana penjelasan tunggal itu. Ada dorongan lain yang jauh lebih kuat. 

Salah satunya adalah perasaan sangat putus asa. Kondisi ekonomi sulit sering menekan perasaan mereka. 

Masa depan mereka juga kadang terasa suram. Judi online lalu muncul sebagai jalan pintas. Ia menawarkan sebuah harapan palsu untuk mereka. Sebuah mimpi untuk mengubah nasib dalam sekejap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun