Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Dayah Cot Plieng, Awal Perlawanan Rakyat Aceh

10 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 7 Agustus 2025   18:02 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlawanan Dayah Cot Plieng. (FOTO/commons.wikimedia.org)

Masa pendudukan Jepang di Aceh mengukir sejarah. Sejarah itu penuh intrik politik. Juga berisi perlawanan ideologis. Dinamika kompleks ini melibatkan pemimpin ulama. Para ulama tergabung dalam PUSA. 

PUSA adalah Persatuan Ulama Seluruh Aceh. Organisasi itu didirikan 5 Mei 1939 (Wikipedia). 

Jepang tiba pada bulan Maret 1942. PUSA melihatnya sebagai sebuah peluang bagus. Peluang itu untuk mengusir Belanda. 

Melalui organisasi intelijen Fujiwara F-Kikan. Jepang menawarkan sebuah kerja sama strategis. PUSA kemudian memanfaatkan kerja sama itu. 

PUSA mendapat bantuan militer dari Jepang. Sementara Jepang memperoleh dukungan lokal penting. Dukungan itu sangat krusial (Kompas.com, 2022).

Namun aliansi ini tidak bertahan lama. Jepang awalnya menyebut diri "Cahaya Asia". Akan tetapi mereka menunjukkan watak aslinya. Jepang membawa kebijakan yang sangat bertentangan. 

Kebijakan itu melawan nilai-nilai ajaran Islam. Puncak ketegangan terjadi akibat ritual seikerei. 

Ritual itu adalah sebuah bentuk penghormatan. Orang harus membungkuk ke arah matahari. Itu wujud bakti pada Kaisar Jepang (Kumparan). 

Ritual ini dianggap sebagai tindakan syirik. Syirik adalah penyembahan terhadap suatu berhala. Tindakan itu menodai kesucian akidah. Umat Islam di Aceh menolaknya (Intisari).

Di tengah situasi dilematis ini. Muncullah suara lantang dari ulama. 

Suara dari Tengku Abdul Jalil. Ia adalah seorang ulama sangat terkemuka. Ia berasal dari Dayah Cot Plieng. Ia dikenal sangat tegas dan independen. Tanpa ragu ia memandang Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun