Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisakah Wikitok Benar Menyembuhkan Kecanduan Konten Brainrot?

9 Agustus 2025   13:00 Diperbarui: 4 Agustus 2025   14:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TikTok. (Later.com via Kompas.com)

Sebuah perlawanan bernama WikiTok telah muncul. Ia muncul di tengah arus konten digital. WikiTok adalah sebuah aplikasi web (Wikipedia). 

Konsep aplikasi ini sangat sederhana. Ia mengambil format gulir tanpa akhir TikTok. Namun isinya adalah artikel-artikel dari Wikipedia. Kontennya bukan joget atau tantangan viral.

Aplikasi ini lahir dari sebuah keprihatinan. Keprihatinan itu tentang fenomena brain rot. Brain rot artinya adalah pembusukan otak. 

Istilah ini dinobatkan sebagai Word of the Year. Oxford University Press yang menobatkannya (Oxford University Press, 2024). 

Kondisi ini menggambarkan penurunan kondisi mental. Hal ini menurut Oxford University Press. 

Akibatnya adalah konsumsi konten digital rendah. Konsumsi itu dilakukan secara berlebihan. Sehingga membuat seseorang sulit untuk fokus. Mereka hanya mencari kepuasan yang instan.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan TikTok (Wikipedia). Platform tersebut dituding sebagai penyebab utamanya. 

Algoritmanya memang dirancang sangat kuat. Tujuannya membuat pengguna terus menggulir. Mereka menggulir tanpa henti (Kanal Psikologi UGM; Binus University, 2025). 

Sajian video pendek dapat memicu kecanduan. Video-video itu tidak pernah berkesudahan. Kecanduan terus merangsang pelepasan hormon dopamin. 

Akhirnya pengguna terbiasa dengan hiburan cepat. Mereka sulit mencerna informasi lebih mendalam (Psikolog Ikhsan dikutip di Mimoza.tv; Detik.com).

WikiTok hadir sebagai sebuah alternatif. Ia bahkan disebut antitesis dari TikTok (Diringkas.com). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun