Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sukses Kolaborasi Bukan Ditentukan Hubungan Darah

28 Juli 2025   11:00 Diperbarui: 26 Juli 2025   17:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi usaha bareng saudara di era digital. (Freepik/tirachardz via Kompas.com)

Pilihan bekerja dengan saudara memicu perdebatan. Atau bekerja sama dengan orang lain. Namun realitanya jauh lebih kompleks. 

Keberhasilan sebuah kolaborasi tidak ditentukan. Oleh hubungan darah semata. Melainkan oleh faktor lain mendasar. 

Penelitian menunjukkan bukti yang kuat. Profesionalisme menjadi kunci utama keberhasilan. Kemampuan mengelola konflik juga penting. Bukan status hubungan rekan kerja (Jakarta Consulting, 2023; Top Coach Indonesia).

Banyak orang beranggapan suatu hal. Bekerja dengan saudara terasa nyaman. Karena adanya rasa saling percaya. Rasa percaya itu sudah terbangun. Hal ini mempercepat alur komunikasi (Glints). 

Namun keuntungan ini punya risiko. Batasan antara urusan pribadi kabur. Begitu pula urusan profesional. Ini seringkali menjadi pemicu konflik (IDN Times; Binus University, 2018). 

Diskusi bisnis dapat mudah berubah. Menjadi sebuah pertengkaran pribadi. Objektivitas keputusan dapat terkikis. Ini berpotensi memicu praktik nepotisme. Jika tidak dikelola dengan baik. (Kumparan, 2024; Liputan6, 2025).

Di sisi lain, ada anggapan. Bekerja dengan orang lain profesional. Karena hubungan terjalin sebatas pekerjaan. Tanpa dibebani oleh urusan pribadi (Codemi Indonesia). 

Konflik diyakini lebih mudah diselesaikan. Karena tidak ada ikatan emosional. Ikatan yang rumit tidak ada (Loker.id). 

Akan tetapi, ini bukanlah jaminan mutlak. Konflik akibat perbedaan pendapat terjadi. Persaingan internal juga tetap bisa. 

Penyelesaiannya justru dapat menjadi kaku. Tanpa adanya dasar kepercayaan. Atau ikatan emosional menengahi situasi (Harvard Business Review).

Inti kolaborasi sukses bukan rekan kerja. Melainkan pada penerapan sikap profesionalisme. Baik bekerja dengan saudara maupun orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun