Medan jalan menanjak juga berpengaruh. Semua ini mengurangi jangkauan baterai. Pengurangannya bisa sangat signifikan sekali. Cuaca ekstrem juga pengaruhi baterai (Lensa Metro, 2025).Â
Jarak 300 kilometer tampak cukup. Itu hanya di atas kertas saja. Bagaimana jika harus cari SPKLU? Sementara sisa daya baterai menipis. Ini menjadi pertimbangan yang serius. Terutama untuk para pengemudi mobil. Perencanaan rute menjadi kunci utama.
Poin kedua yang sering dibanggakan. Adalah peningkatan jumlah SPKLU. Kini SPKLU lebih mudah ditemukan (Otodriver, 2025).Â
Banyak SPKLU di rest area tol. Juga di titik-titik strategis lainnya (Kumparan, 2025).Â
Ketersediaan ini mempermudah para pengemudi. Mereka bisa merencanakan perjalanan mereka. Data PLN per Maret 2025 mencatat. Ada 3.772 unit SPKLU tersebar. Tersebar di 2.515 lokasi berbeda (Otodriver, 2025).Â
Angka ini meningkat sangat drastis. Tahun 2023 hanya 624 unit (Kompas Otomotif, 2024).Â
Ini tunjukkan komitmen dari pemerintah. Juga komitmen dari para operator. Mereka mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Akan tetapi ketersediaan saja tidaklah cukup. Itu tidak menjamin kelancaran perjalanan.Â
Bayangkan saja saat musim liburan. Atau ketika arus mudik tiba. Jumlah mobil listrik terus bertambah. Antrean panjang di SPKLU bisa terjadi. Ini jadi pemandangan biasa (Bloomberg Technoz, 2024).Â
Waktu untuk menikmati perjalanan liburan. Justru habis untuk menunggu giliran. Yaitu untuk mengisi daya mobil. Kecepatan pengisian juga bisa bervariasi. Variasi terjadi antar SPKLU (Astra Otoshop).Â
Tidak semua SPKLU tawarkan fast charging. Fitur ini mengisi daya cepat. Beberapa SPKLU butuh waktu lama. Mungkin bisa sampai berjam-jam. Ini jelas berbeda dari mobil bensin. Mengisi bensin butuh beberapa menit (Toyota Astra, Daihatsu).