Besi punya tempat sangat penting. Khususnya dalam kebudayaan Nusantara. Sejak zaman dahulu, logam ini punya nilai tinggi. Ia bukan hanya sebagai perkakas.Â
Besi juga menjadi simbol kekuatan. Bahkan untuk hal-hal gaib. Para pandai besi yang mengolahnya sangat dihormati. Mereka sering dianggap punya kesaktian. Mereka bukan pengrajin biasa (Tirto.id, 2021).Â
Keahlian mereka sangat dihargai. Logam ini membentuk banyak aspek budaya.
Besi di Masa Awal Peradaban
Sejarah mencatat "Masa Perunggu dan Besi." Ini menunjukkan betapa krusialnya peran besi. Peran itu penting dalam peradaban.Â
Teknologi pengolahan besi terus berkembang. Perkembangannya seiring kemajuan bidang pertanian.Â
Penemuan arkeologi sering menunjukkan sesuatu. Artefak perunggu dan besi ditemukan berdampingan. Hal ini dahulu menjadi dasar teori.Â
Teori itu tentang masuknya Kebudayaan Dong Son. Kebudayaan itu berasal dari Vietnam. Teori tersebut mengemukakan adanya invasi budaya.
Namun, anggapan "invasi" ini perlu ditinjau. Anggapan itu harus dilihat kembali. Penemuan artefak yang berdampingan punya arti lain. Itu bisa menandakan pertukaran budaya. Atau perkembangan teknologi yang serupa.Â
Perkembangan itu terjadi di tempat berbeda. Nusantara punya karakteristik budaya sendiri.Â
Jadi, tidak hanya menerima pengaruh luar. Pengaruh itu tidak diterima begitu saja.Â
Para arkeolog kontemporer punya pandangan lain. Mereka lebih cenderung pada difusi teknologi. Bukan sebuah invasi militer (Berita Penelitian Arkeologi, 1986).Â