Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Besi Nusantara, dari Situs Kuno Hingga Naskah Kerajaan

25 Juli 2025   05:00 Diperbarui: 24 Juli 2025   18:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keris Jawa Barat Luk-29 dari Sumedang. (Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong)

Besi punya tempat sangat penting. Khususnya dalam kebudayaan Nusantara. Sejak zaman dahulu, logam ini punya nilai tinggi. Ia bukan hanya sebagai perkakas. 

Besi juga menjadi simbol kekuatan. Bahkan untuk hal-hal gaib. Para pandai besi yang mengolahnya sangat dihormati. Mereka sering dianggap punya kesaktian. Mereka bukan pengrajin biasa (Tirto.id, 2021). 

Keahlian mereka sangat dihargai. Logam ini membentuk banyak aspek budaya.

Besi di Masa Awal Peradaban

Sejarah mencatat "Masa Perunggu dan Besi." Ini menunjukkan betapa krusialnya peran besi. Peran itu penting dalam peradaban. 

Teknologi pengolahan besi terus berkembang. Perkembangannya seiring kemajuan bidang pertanian. 

Penemuan arkeologi sering menunjukkan sesuatu. Artefak perunggu dan besi ditemukan berdampingan. Hal ini dahulu menjadi dasar teori. 

Teori itu tentang masuknya Kebudayaan Dong Son. Kebudayaan itu berasal dari Vietnam. Teori tersebut mengemukakan adanya invasi budaya.

Namun, anggapan "invasi" ini perlu ditinjau. Anggapan itu harus dilihat kembali. Penemuan artefak yang berdampingan punya arti lain. Itu bisa menandakan pertukaran budaya. Atau perkembangan teknologi yang serupa. 

Perkembangan itu terjadi di tempat berbeda. Nusantara punya karakteristik budaya sendiri. 

Jadi, tidak hanya menerima pengaruh luar. Pengaruh itu tidak diterima begitu saja. 

Para arkeolog kontemporer punya pandangan lain. Mereka lebih cenderung pada difusi teknologi. Bukan sebuah invasi militer (Berita Penelitian Arkeologi, 1986). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun