Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Akar Masalah Sebenarnya Konflik Mertua dan Menantu

7 Juli 2025   21:00 Diperbarui: 2 Juli 2025   18:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menantu dan mertua (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Kenapa hubungan mertua sering runyam? Terkadang, perhatian anaknya harus untuk dia. Selalu terpusat padanya. Mungkin ada kebutuhan emosional lebih dalam. Kebutuhan itu tak didapat dari pasangannya.

Ini penting untuk dipahami. Ini menyangkut ketenangan rumah tangga Anda. Jika dibiarkan, ketegangan ini bisa merusak. Merusak hubungan Anda dengan suami. 

Suami bisa terjebak di tengah. Dia bingung antara ibu dan istrinya. Akhirnya, keharmonisan keluarga Anda jadi taruhannya.

Kita perlu melihat akarnya. Masalah ini bukan tentang Anda. Ini soal pola hubungan lama. Pola di keluarga suami. Psikolog menyebutnya covert incest. Atau emotional incest. 

Penting untuk dicatat. Ini bukan diagnosis medis resmi. Bukan dari buku seperti DSM-5. Ini hanya sebuah konsep. Untuk jelaskan hubungan tak sehat (Raypole, 2022). 

Artinya, orang tua tidak sadar. Mereka jadikan anak sandaran emosional. Anak diperlakukan layaknya pasangan. Ini terjadi jika pernikahan orang tua hampa. 

Saat putranya menikah, ibu merasa terancam. Ia takut kehilangan dukungan emosional. Sikap cemburu adalah cerminannya. Sikap ikut campur juga. 

Cerminan dari rasa takut kehilangan. Sebuah studi ilmiah juga mengonfirmasi. Konflik paling sering terjadi. Dengan ibu mertua (Fugre et al., 2022).

Mari kita urai lebih dalam. Agar lebih jelas. Ini bukan untuk menyalahkan. Tapi untuk mengerti.

- Anak sebagai "Pasangan Emosional" 

Konsep ini dijelaskan Kenneth Adams. Dia seorang psikolog. Ini terjadi saat orang tua. Tidak dapat kepuasan emosional. Dari pasangan mereka. Lalu mereka bersandar pada anak. Untuk mengisi kekosongan itu (Lancer, 2021). 

Anak menjadi tempat curhat. Juga pemberi semangat dan penenang. Akibatnya, anak dibebani tanggung jawab. Tanggung jawab emosional orang dewasa. Ia belajar untuk bisa disayang. Ia harus selalu ada. Dan penuhi kebutuhan emosi ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun