Jumlah mereka di Jawa cuma puluhan orang. Sangat sedikit. Tapi jangan salah. Sekelompok kecil orang Skotlandia ini justru menjadi 'raja' di banyak perkebunan besar. Mengalahkan penguasa lain. Kok bisa?
Kenapa ini penting buat kita? Karena ini bukan cuma soal sejarah. Ini soal cara kerja kekuasaan. Mereka tidak banyak jumlahnya. Tapi mereka bisa menang.Â
Caranya? Lewat jaringan. Lewat saling percaya. Ini pelajaran berharga. Bahwa kekuatan sejati tidak selalu datang dari jumlah atau modal besar. Tapi dari kekompakan dan kelihaian.Â
Sesuatu yang masih relevan sampai sekarang, bahkan di lingkungan kita sendiri.
Inti ceritanya sebenarnya sederhana. Kekuatan utama orang Skotlandia di Jawa bukanlah uang atau senjata. Kekuatan rahasia mereka adalah jaringan kekerabatan yang luar biasa erat. Mereka membangun 'kerajaan bisnis' dari nol dengan cara yang sangat personal.
Mereka saling bantu sesama perantau. Terutama yang dari daerah yang sama. Yaitu Highlands di Skotlandia. Sistem ini bekerja seperti keluarga besar.Â
Tokoh kuncinya adalah Gillian Maclaine. Ia sengaja membuka jalan. Untuk saudara dan juga kenalannya. Dari kampung halaman mereka. Untuk ikut berbisnis di Jawa (Knight, 2020). Mereka percaya satu sama lain. Kepercayaan ini menjadi modal utama mereka.
Model bisnis ini sangat lincah. Didasari oleh ikatan personal. Jauh lebih efisien. Daripada perusahaan dagang Belanda (NHM). Perusahaan itu besar dan birokratis.Â
Sejarah ekonomi kolonial sering menunjukkannya. Unit usaha swasta memang fleksibel. Mereka bisa bergerak lebih cepat. Untuk menangkap peluang yang ada (Boomgaard, 2021).Â
Pada akhirnya, kisah mereka membuktikan satu hal. Dunia bisnis itu sangat keras. Tapi kepercayaan dan kekompakan adalah modal. Nilainya jauh lebih tinggi. Lebih tinggi dari uang itu sendiri.