Industri 5.0 bergantung pada teknologi digital, otomatisasi, dan kecerdasan buatan. Akibatnya, imbal hasil dari investasi pendidikan menjadi rendah. Bahkan, tidak dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan keluarga (Kompasiana, 2024).
Ketidaksesuaian ini memperburuk keadaan, terutama di sektor berkembang. Sektor-sektor seperti teknologi informasi, manufaktur, dan digital marketing terdampak.Â
Kurikulum pendidikan tinggi belum sepenuhnya beradaptasi dengan perubahan teknologi. Perubahan teknologi dan permintaan industri bergerak cepat.Â
Lulusan sering kali tidak memiliki keterampilan yang sesuai. Ini menciptakan kekosongan antara pengetahuan dan pekerjaan yang tersedia.Â
Banyak lulusan harus mengikuti pelatihan tambahan atau kursus. Mereka harus memperoleh keterampilan relevan meskipun sudah menghabiskan banyak waktu dan uang. (LLDIKTIÂ V, 2023).
Gagalnya Teori Modal Manusia dalam Praktik
Teori Modal Manusia yang dikembangkan oleh Becker, Schultz, dan Mincer menyatakan bahwa pendidikan adalah investasi. Investasi ini dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan individu.Â
Pendidikan tinggi seharusnya memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Imbal hasil ini harus melebihi biaya pendidikan yang dikeluarkan.Â
Namun, kenyataannya banyak lulusan perguruan tinggi yang merasa kecewa. Mereka merasa telah menghabiskan banyak uang dan waktu. Namun, mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang sebanding dengan harapan mereka.
Sebagai contoh, survei oleh Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan hasil yang mencengangkan.Â
Banyak mahasiswa merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Meskipun mereka sudah memiliki gelar sarjana (News Portal of Universitas Ahmad Dahlan, 2023).Â
Masalah ini semakin diperparah oleh ketidaksesuaian keterampilan yang dimiliki lulusan. Keterampilan mereka tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.Â