Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Membentuk Karakter Anak dengan Disiplin Positif

28 Februari 2025   21:00 Diperbarui: 28 Februari 2025   19:15 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendisiplinkan anak. (bbevren via Kompas.com)

Lalu, kenapa nggak coba cara yang lebih lembut dan penuh pengertian? Itu dia pentingnya disiplin positif.

Pendekatan yang Membentuk Karakter Anak

Disiplin positif lebih dari sekadar alternatif. Ini juga pendekatan yang lebih manusiawi dan efektif. 

Fokusnya pada kesabaran, konsistensi, dan pembelajaran bertahap, bukan perubahan instan. Sebagai orang tua, kita diajak untuk lebih sabar dalam menghadapi anak.

Salah satu prinsip utama disiplin positif adalah memberi anak pilihan sesuai usia. 

Misalnya, jika anak malas membereskan mainan, beri dua pilihan: "Mau sekarang atau nanti setelah makan?" Ini memberi anak kontrol dan mengajarkan mereka konsekuensi.

Disiplin positif juga mengutamakan konsekuensi logis, bukan hukuman. Misalnya, jika anak tidak mengikuti aturan, mereka kehilangan waktu bermain. 

Ini mengajarkan bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya, namun cara ini lebih mendidik daripada sekadar hukuman yang bisa menakut-nakuti atau membuat anak marah.

Manfaat Disiplin Positif untuk Anak dan Keluarga

Disiplin positif punya banyak manfaat, baik untuk anak maupun orang tua. Salah satunya, meningkatkan rasa percaya diri anak. Anak merasa dihargai karena usaha mereka, bukan karena hasil akhirnya. 

Menurut Footprints Education, memuji usaha anak membantu mereka membangun harga diri yang sehat.

Disiplin positif juga mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak. Ketika kita disiplin dengan kasih dan konsistensi, anak merasa aman dan nyaman. Mereka tahu kita bukan hanya “penghukum”, tapi juga pembimbing. 

Studi di China menunjukkan, setelah orang tua mengikuti disiplin positif, mereka merasa lebih percaya diri dalam mendidik anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun