Jakarta menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, bergantung pada TPST, dan butuh solusi berkelanjutan.
Jakarta, sebagai ibu kota negara, telah lama menjadi pusat perhatian, tidak hanya karena perannya dalam ekonomi dan politik, tetapi juga karena masalah lingkungannya yang kompleks.Â
Salah satu yang kini jadi sorotan adalah pengelolaan sampah.Â
Meski telah ditetapkan sebagai provinsi percontohan dalam pengelolaan sampah, kenyataannya, Jakarta masih menghadapi tantangan besar yang belum terpecahkan.Â
Ini bukan masalah yang mudah, apalagi dengan jumlah penduduk yang besar dan konsumsi plastik yang tinggi.Â
Masalah ini tidak hanya sebatas sampah yang berserakan di jalanan, melainkan mencakup sistem pengelolaan yang gagal mengurangi volume sampah dengan efektif.
Menjadi percontohan pengelolaan sampah pada 2025 adalah langkah besar yang telah diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Â
Tapi, untuk dapat memimpin dalam pengelolaan sampah, Jakarta perlu lebih dari sekedar simbol.Â
Pemprov harus mampu mengurangi volume sampah yang dihasilkan dan mengubah penanganan sampah secara keseluruhan.Â
Sayangnya, meski ada kebijakan yang progresif, Jakarta masih sangat bergantung pada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, yang kini sudah hampir mencapai kapasitas maksimal.
Ketergantungan pada TPST Bantar Gebang
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya