Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Di Tengah Laut, Perempuan Pulau Maringik Kesulitan Air Bersih

3 Oktober 2025   09:56 Diperbarui: 3 Oktober 2025   13:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga kini, perempuan warga Pulau Maringkik, Kabupaten Lombok Timur masih kesulitan akses air bersih. Kendati pemerintah setempat terus berupaya memperbaiki jaringan air bersih ke pulau nomor dua terpadat di NTB itu. 

Jalan kampung di Dusun Maringkik Barat, Desa Maringkik, Kecamatan Jerwaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Ahad pagi, 13 Agustus 2025, mulai ramai. Lima perempuan tampak sibuk menyiapkan jeriken, bak dan ember untuk diisi air bersih dari pipa saluran Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Timur. Satu-persatu saling bergantian menuangkan air ke bak dan jeriken yang mereka jejerkan di lorong utama pulau itu.

Eliani, (39) tahun memindahkan pipa air berukuran 2 sentimeter ke jeriken miliknya, bersama 4 orang tetangganya, mereka bergantian mengambil air perusahaan air minum milik pemerintah daerah Lombok Timur persis di gang samping rumahnya.

Tiap dua kali sehari, pagi dan sore. Pipa air PDAM akan dialirkan ke tempat yang telah disepakati masing-masing kelompok pengguna air Pulau Maringkik. Satu jeriken air berisi 25 liter dengan harga sekitar Rp 1000 rupiah.

Jeriken dan bak yang sudah terisi air tawar akan disimpan di dapur dan samping rumah. Air tersebut, nantinya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari keluarga, seperti, memasak, minum dan mandi. 

"Hampir satu tahun ini, pipa air tak pernah macet, tapi debitnya kecil. Jika air tak mengalir, kami terpaksa membeli ke Desa Tanjung Luar," kata Eliani, salah satu perempuan Pulau Maringkik saat ditemui di rumahnya pada Sabtu, 9 Agustus 2025.

Dalam kondisi persediaan air yang menipis dan sulit, ibu dua anak ini bersama perempuan Pulau Maringkik lainnya terpaksa harus membeli air ke Desa Tanjung Luar, Lombok Tmur, pulau dengan jarak sekitar 5 kilometer dan jarak tempuh waktunya sekitar 35 menit dari Pulau Maringkik.

Selain untuk membeli kebutuhan air minum dan memasak sehari-hari, warga Pulau Maringkik juga harus membayar ongkos tambahan menyewa perahu ketinting pulang-pergi (PP). Sampan yang biasa mereka gunakan berukuran 2,5 meter dengan mesin rakitan pompa air.  

Di atas sampan, masing-masing perempuan membawa jeriken kosong berisi 30 liter, mereka menerjang angin dan ombak untuk mendapat air bersih. Satu air galon berisi 19 liter dihargakan Rp 25.000 per galon.

"Tak ada pilihan lain, bila air pipa dan tanpa hujan tak turun. Kami terpaksa naik perahu ke Tanjung Luar atau ke pulau lain," tuturnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun