Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bekas Musuh Juga Bisa Jadi Presiden RI

24 Mei 2018   21:38 Diperbarui: 24 Mei 2018   21:56 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak pernah terniatkan dan terpikirkan Soekarno kalau kelak menjadi Presiden RI. Bagaimana mau berniat dan berpikir kalau yang namanya negara RI belum ada ketika Soekarno menjadi pemimpin parpol. Kalau saja Soekarno berniat dan berpikir mau menjadi Presiden RI tentu hidupnya tidak bakalan panjang karena nasibnya diserupakan dengan nasib pahlawan-pahlawan dari Aceh seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dien dan lain-lain. Mati dalam buangan.

Begitu pula tidak pernah terniatkan dan terpikirkan Soeharto kalau kelak menjadi Presiden RI. Bagaimana mau berniat dan berpikir kalau yang namanya negara RI belum ada ketika Soeharto menjadi KNIL atau tentara penjajah Belanda. Kalau saja Soeharto berniat dan berpikir mau menjadi Presiden RI tentu Gubernur Hindia Belanda langsung memecatnya sebagai KNIL lalu dijebloskan dalam penjara karena dianggap desersi. Mungkin akhirnya mati dalam penjara.

Apa-apa 2 yang tidak diniatkan dan dipikirkan keduanya pada mulanya itu akhirnya terniatkan dan terpikirkan semasa RI sudah ada. Lahir pada 17 Agustus 1945. Meski keberadaan RI terus-menerus mau dirobohkan dan dibubarkan penjajah Belanda namun selalu saja gagal. Bahkan PKI dibantu RRC juga gagal merobohkan dan membubarkannya. Sebaliknya justru PKI yang dirobohkan dan dibubarkan hingga menjadi parpol terlarang termasuk ajaran-ajaran komunis yang dibawanya.

Tampaknya negara RI  yang sudah disatukan Allah Maha Kuasa terukir dalam tulisan Berkat Rahmat Nya mustahil bisa dipecah-belah, dihancurkan dan dilenyapkan begitu saja. Terlebih lagi mayoritas penduduk Muslim di negara ini selalu mampu bersatu-padu membela negerinya dengan mengorbankan jiwa dan harta dalam rangka menyambut fatwa jihad ulama-ulama  NU, Muhammadiyah dan ulama-ulama  lainnya. Berakibat upaya apapun dari luar atau bangsa asing yang berusaha keras merobohkan dan membubarkan negeri Berkat Rrahmat Allah selalu saja layu sebelum berkembang. Allah menolong negeri ini melalui jalan-jalan yang tidak disangka-sangka. Apa yang mustahil menjadi tidak mustahil.

Dengan tampilnya Soekarno sebagai Presiden RI Pertama dan Soeharto sebagai Presiden RI Kedua menunjukkan negeri ini bisa menerima pemimpin dari bekas musuhnya. Bukankah Soeharto yang dahulunya het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secara harafiah: Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL? 

KNIL adalah musuhnya Soekarno karena Soekarno berusaha memerdekakan RI dari penjajahan KNIL atau penjajah Belanda. Soeharto sebagai KNIL berada dibawah pemerintahan Hindia Belanda secara langsung dan telah bersumpah setia, semacam Sapta Marga bagi TNI, untuk membela penjajah Belanda melawan pejuang-peluang kemerdekaan RI di antaranya Soekarno.

Tipe presiden-presiden berikutnya juga mengikuti tipe atau memiliki kemiripan latar-belakang dengan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto. Presiden Soekarno adalah pemimpin parpol yang tidak pernah berada dalam pemerintahan (Hindia Belanda). Berarti Soekarno tidak pernah punya pengalaman bagaimana menjalankan pemerintahan. Sebaliknya Presiden Soeharto adalah pejabat yang pernah berada dalam pemerintahan (Hindia Belanda). Soeharto punya pengalaman bagaimana menjalankan pemerintahan sebelum menjadi Presiden.

Presiden RI yang memiliki tipe serupa Presiden Soekarno adalah Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri. Sebelum menjadi presiden, keduanya tidak punya pengalaman dalam pemerintahan. Presiden RI yang memiliki tipe serupa Presiden Soeharto adalah BJ Habibie, SBY dan Jokowi. Sebelum menjadi presiden, ketiganya punya pengalaman dalam pemerintahan. BJ Habibie sebagai Wakil Presiden, SBY sebagai menteri dan Jokowi sebagai walikota dan gubernur.

Berdasarkan tipe tersebut maka Pilpres 2019 bisa diprediksi bakal diramaikan oleh capres-capres yang memiliki tipe Soekarno dan tipe Soeharto. Yaitu capres yang tidak punya pengalaman dalam pemerintahan karena lebih dominan sebagai ketua parpol dan capres yang punya pengalaman dalam pemerintahan karena pernah dalam pemerintahan dari presiden-presiden terdahulu.

Tampaknya capres-capres yang bertipe Soekarno tidak akan lagi banyak muncul karena membawa kelemahan sistemik, massif dan terstruktur. Yang banyak muncul adalah capres-capres yang bertipe Soeharto. Pasalnya, capres-capres  yang punya pengalaman dalam pemerintahan telah merasakan manisnya memegang kekuasaan mutlak yang ada di tangannya sehingga bisa berbuat apa saja tanpa dikenakan hukum. 

Secara de jure saja presiden tunduk pada konstitusi tapi secara de facto justru konstitusi tunduk pada presiden. Bahkan apapun kebijakan presiden adalah konstitusi. Dari kejadian sejarah kepresidenan sebelumnya seringkali presiden adalah negara, siapa mengkriti presiden berarti mengkritik negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun