Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Amerika, Kristen Sulit Raih Gelar Teroris, Muslim Gampang

18 Mei 2018   04:06 Diperbarui: 18 Mei 2018   04:51 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Olah Pribadi

Ini kejadian di Amerika yang bukan sarang teroris. Bukan di Indonesia yang katanya sarang teroris. Stephen Paddock beragama Kristen yang baik dan akuntan kaya. Dia sendirian saja melalui jendela sebuah hotel mewah melepas tembakan bertubi-tubi ke arah puluhan ribu penonton konser musik di Las Vegas menampilkan penyanyi musik country, Jason Aldean.

Hasil kejahatan Stephen luar biasa. Untuk pertama kalinya terjadi di Amerika dan mungkin juga dunia. Dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya tembakan2nya menewaskan 59 orang yang mati di tempat kejadian perkara sebelum membunuh dirinya sendiri. Ada 515 penonton lainnya mengalami luka2 ringan hingga berat akibat tembakan2 senjata dan juga terinjak-injak penonton yang berlarian tidak menentu untuk menyelamatkan diri.

Meski kejahatan Stephen mencapai rekor tertinggi jumlah manusia yang dibunuhnya dengan sebuah senjata otomatis melebihi kejahatan teroris manapun di dunia namun Presiden Amerika Trump tidak memberinya gelar teroris. Begitu pula polisi2 Amerika tidak memberinya gelar teroris apalagi menyebut-nyebut memiliki jaringan teroris internasional dengan ISIS. Padahal ISIS sudah mengakui kalau Stephen adalah bagian dari ISIS.

Warga negara Amerika yang menjadi korban pembunuhan Stephen berikut keluarganya dan warga lainnya menunggu-nunggu Presiden Trump dan polisi menyebut terorisme dan menggelari pelakunya dengan teroris. Berhari-hari, berbulan-bulan bahkan sudah lewat satu tahun ternyata Presiden dan polisi tidak pernah mengeluarkan pernyataan kalau Stephen adalah teroris. Stephen hanya melakukan kejahatan biasa layaknya kejahatan jalanan di mana2.

Sekitar sebulan kemudian seorang lelaki mengemudikan kendaraan truk pikap dekat monument World Trade Center, Manhattan, New York, menabrakan pejalan2 kaki dengan truknya hingga menyebabkan delapan orang tewas. Polisi melaporkan pengemudi menerikkan "Allahu Akbar" sebelum akhirnya polisi menembaknya hingga mati di tempat kejadian perkara.

Tanpa menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari kejadian itu, Presiden Trump memberi gelar pelakunya adalah teroris. Begitu pula polisi2 memberi gelar pelakunya adalah teroris. Berarti menurut Presiden dan polisi Amerika, kejahatan membunuh manusia dengan menabrakkan truk hingga menewaskan delapan orang pejalan kaki jauh lebih kejam, sadis dan jahat ketimbang kejahatan membunuh manusia dengan tembakan2 senjata otomatis.

Tampaknya sangatlah mudah bagi Muslim2 atau siapapun mengidentifikasikan dirinya Muslim baik pake seruan "Allahu Akbar" maupun berpakaian jubah, serban, jilbab, cadar dan berbagai identitas Muslimnya untuk meraih gelar teroris. Sebaliknya sangatlah sulit bagi Kristen meraih gelar teroris biarpun telah berusaha keras dan sungguh2 dengan mempersiapkan senjata secara matang untuk membunuh manusia sebanyak-banyaknya namun tetap saja gagal meraih gelar teroris.

Sia2lah upaya Stephen meraih gelar dengan mengorbankan dirinya sendiri, berlatih menembakkan senjata setiap hari dan menyewa sebuah kamar mewah di sebuah hotel mewah. Apapun pengorbanan dan kerja kerasnya tetap saja gagal meraih gelar teroris gara2 dirinya beragama Kristen.

Sayangnya, Stephen belum sempat belajar dari pengemudi truk yang berteriak "Allahu Akbar" ketika menabrak pejalan2 kaki hingga tewas yang sukses meraih gelar teroris hanya dalam sekejap. Sebenarnya mudah saja bagi Stephen meraih gelar teroris sekiranya ketika dia menembakkan senjatanya berseru "Allahu Akbar" pertanda dirinya adalah Muslim maka pastilah gelar teroris segera diraihnya dalam sekejap. Bahkan dia tak perlu menembak mati hingga puluhan manusia melainkan cukup satu manusia saja ditembak mati maka gelar teroris pun bisa diraihnya dengan sukses.

Begitulah cara mudah bagi siapapun yang hendak meraih gelar teroris di Amerika. Mungkin juga berlaku di negara2 lainnya yang menjalin kerja sama secara franchise dalam bidang peternakan dan pendidikan teroris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun