Mohon tunggu...
Hudan Vote
Hudan Vote Mohon Tunggu... -

Melukis hidup... membincang peradaban. Ini hidupku tak kusia siakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nyanyian Ombak Sang Pemuda, Ketika Pergerakan Menata Negara Posted by dakwatuna

14 Juni 2013   16:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:01 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTAkaFa9LYzH_C0h3LbTE-O92_mgAnMy-eTEHahkqSToFrjm_nx

Ahmad Hudan Ro’isyi | Ketika pergerakan ditakdirkan menata NEGARA

Sebuah fakta umum bahwa sebuah harakah itu galibnya didominasi oleh kalangan pemuda. Kalaupun ada beberapa tokoh pergerakan yang mulai “menua” namun daya fikirnya, daya geraknya itupun tak kalah dari orang orang muda kebanyakan. Pergerakan itu menghadirkan pembaruan dan kedinamisan dalam setiap detiknya. Mereka terus menerus bergerak dalam fikir, zahirnya guna meluaskan cakrawala pengetahuan dan meningkatkan kapasitasnya sebagai calon penata kehidupan. Mereka terus menerus memikirkan masalah masalah besar dan memikirkan bagaimana meradukannya. Hati mereka yang terang benderang terus menerus terusik oleh kemerosotan islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Mari Tengok perjalanan Muhammad natsir, pada usia 22 tahun ia bergumul dengan pemikiran Agus Salim untuk berdiskusi mengenai hubungan islam dan negara. Hal itu dilakukannya demi masa depan pemerintahan Indonesia yang dipimpin soekarno. Pada Usia 23 tahun ia menelurkan 2 buah buku Komt tot het Gebed dan Muhammad als Profeet. Secara berturut turut minimal ia hadirkan 1 buku tiap tahunnya. Buya hamka pada usia 20 tahun sudah meramaikan media cetak – majalah dengan tulisan tulisannya. Mehmed II Khan bin Murad pada usia 12 tahun sudah dilatih untuk mengepalai sebuah provinsi. Hingga 9 tahun kemudian ia mencatatkan dirinya dalam tinta emas peradaban dalam pembebasan konstantinopel.

Mereka hadir dalam sejarah industri peradaban dengan kapasitas yang telah ditunjukannya. Kehadirannya tidak hanya meramaikan namun memberikan warna, menambal sulam nganga peradaban. Keberadaannya seakan menyentil kita “Dimana posisi kita pada usia 22 tahun, 20 tahun atau bahkan 12 tahun sekarang ini?”. Kadang pada usia yang sebelia ini, kita masih berasyik masyuk dengan romantisme alam remaja. Menonton Sinetron, bermain playstation, jaulah ke mal mal, kongkow di warung kopi, di jalanan bersama club motor, lihat konser musik dan aktivitas aktivitas mubazir lainnya. Oleh karena itu penulis sungguh bersyukur melihat beberapa aktivis pergerakan yang masih belia, namun secara pemikiran dan mental kepribadian begitu matang. Barangkali beberapa tahun kedepan ia akan mewarisi kebesaran tokoh tokoh peradaban. Juga barangkali negara ini akan membutuhkan kapasitasnya untuk mengelola indonesia menjadi sepenggal firdaus di muka bumi.

Tidak ada waktu tunda dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, ukurlah nilai diri kita dengan membandingkan usia produktif tokoh tokoh besar yang pernah menjadi sejarah kehidupan. Bila sekarang usia kita 20 tahun maka apakah 29 tahun lagi kelak kita mempunyai kapasitas seperti SOEKARNO ketika menjadi Presiden pertama RI ? atau bila usia kita sekarang 30 tahun, apakah 9 tahun lagi kita akan menyamai kapasitas Hasan albanna ketika memimpin perang besar arab melawan yahudi?

Pertanyaan besar dengan membandingkan usia kita dengan tokoh peradaban itulah yang akan menimbulkan energi yang besar untuk bergerak. Energi itulah yang disebut sebagai wonderful restlessness mindset atau daya resah yang menikam. Dan daya resah inilah yang ujung ujungnya akan menyeret kita pada muara obsesi.

Obsesi itu akan berpijar dengan kuat bila kita bisa mengoptimalkan |tiga kunci berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun