Di satu sisi, Merah Putih adalah sakral---simbol yang diwariskan pejuang dan menjadi pemersatu di tengah perbedaan. Di sisi lain, kebebasan adalah alasan utama kita merayakan kemerdekaan setiap tahun. Tanpa kebebasan, makna kemerdekaan menjadi setengah hati.
Refleksi di Ulang Tahun ke-80 RI
Kontroversi bendera ini mengajarkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang mengibarkan bendera setiap Agustus. Lebih dari itu, ia tentang bagaimana kita mengelola perbedaan cara merayakan tanpa kehilangan rasa hormat pada simbol negara.
Mungkin kita perlu melihat kasus ini bukan sekadar dari kacamata hukum atau pelanggaran, tapi juga dari kacamata komunikasi dan toleransi. Dialog terbuka bisa menjadi jalan tengah, sehingga warga merasa dihargai, dan simbol negara tetap dijunjung tinggi.
Pada akhirnya, Merah Putih akan selalu punya tempat di hati bangsa ini. Tapi kebebasan berekspresi---yang menjadi alasan bendera itu dikibarkan pertama kali---juga tak kalah penting untuk dijaga. Sebab, bendera hanyalah kain, namun makna di baliknya adalah cerita yang kita rawat bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI