Salah Langkah dalam Hidup
Oleh
Ahmad Wazier
Beberapa menit sebelum menuliskan pemikiran ini, ada seseorang yang menanyakan tentang kehidupannya yang dirasa selalu tidak beruntung. Setiap usaha yang dilakukannya selalu gagal dan gagal. Dia menceritakan bahwa dirinya sudah hampir putus asa dengan apa yang dihadapinya. Sehingga menjadinya ragu dengan apa yang dijalani saat ini, jangan-jangan hanya akan memabawanya pada kegagalan lain. Kondisi inilah yang menjadikannya merasa tidak nyaman dalam hidup, karena ia merasakan kehidupan tidak pernah memihak kepadanya.
Ada bebarapa hal yang pelu kita ketahui terhadap segala yang kita alami dalam kehidupan ini. Hidup manusia memang selalu diiringi dengan keberhasilan dan kegagalan, istilah lainya keadaan luang dan keadaan sempit. Yang menjadi pertanyaan kemudian, kenapa kita harus menghadapi kegagalan padahal kita tidak menyukainya. Ingat! Bahwa Tuhan menentukan segalanya. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita pastiada maknanya. Bisa jadi setiap kegagalan mengindikasikan keberhasilan yang kita tempuh bakal tidak baik bagi diri kita. Atau kita harus positive thinking bahwa Allah akan memberikan sesuatu yang lebih besar dari apa yang kita dapatkan saat ini. Dan masih banyak lagi manfaat positif dari kegagalan kita.
Perspektif lain, kegagalan juga bisa dilihat dari diri kita sendiri. Kegagalan kita bisa saja disebabkan oleh diri kita sendiri. Sikap kita yang tidak matang dalam menyiapkan dan bahkan dalam melakukan langkah-langkah sukses yang kita tuju. Seperti misal, ketika kita ingin lulus kuliah tepat waktu tetapi selama perkuliahan kita tidak mengikuti langkah-langkah praktis untuk mencapai kelulusan secara baik. Kita tidak komitmen mengikuti perkuliahan seperti yang dijadwalkan. Kita juga sering tidak mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan. Wal hasil, kelulusan kita pun jadi tertunda.
Kedua, mungkin saja kita sudah menyiapkan segalanya secara matang dengan berbagai pegorbanan. Namun demikian, kita tetap tidak bisa mencapainya secara maksimal. Hasil jerih payah yang kita upayakantidak pernah memenuhi target yang kita harapkan. Kita pun tidak puas dengan capaian-capaian kita, karena banyak orang lain yang mampu melampaui kesuksesan kita. Kita pun akhirnya menyalahkan diri sendiri, tak jarang menyalahkan orang lain.
Dalam kontek ini ada hal-hal yang perlu dievaluasi. Kemungkinan kita telah berada di jalur yang salah, istilah lainnya kita bukanlan ahli di bidang ini. Apa yang kita lakukan bukanlah sesuatu yang menjadi minat, bakat dan hobi kita. Kondisi ini tentu sangat menyulitkan diri kita untuk keluar dari persoalan ini. Jika kita tidak memililki minat dalam hal berhayal sangat sulit bagi kita untuk menjadi seorang penulis novel yang handal. Karena pekerjaan menulis novel hanya bisa dilakukan mereka-mereka yang memiliki hobi atau minat berkhayal. Sehingga dengan khayalannya itu seorang penulis bisa menuliskan setiap babak dalam novelnya penuh dengan penghayatan. Itulah mengapa bisa dipastikan orang-orang yang memiliki keunggulan dan mampu menunjukan kesuksesannya adalah meraka yang memang bekerja atau mengejar impian sesuai dengan bakat, minat dan hobi mereka.
Sekarang yang menjadi persolan bagaimana jika kita sudah terlanjur berkecimpung di dunia yang sebenarnya bukan bakat, bobi atau minat kita.
Sebenarnya kenyataan inilah yang sering kita hadapi dalam kehidupan ini. Banyak hal yang sesungguhnya kita terima dalam hidup tidak seutuhnya sesuai dengan keinginan kita. Seperti saat kita mencari pasangan hidup sekalipun, sebenarnya tidak semua orang menemukan jodoh yang benar-benar sesuai dengan yang mereka inginkan. Setiap manusia menginginkan kesempuranaan pasangannya, tetapi kenyataan telah menyadarkannya bahwa tidak ada mansuia yang sempurna. Termasuk dirinya sendiri di hadapan pasangannnya. Walhasil, setiap kita hanya bisa menerima segala kekurangan yang dimiliki oleh pasangan kita. Karena kita pun berharap pasangan kita akan menerima kekurangan kita. Kemampuan menerima segala kekurangan inilah yang menjadikan hidup mereka tetap berjalan sebagaimana yang diamanahkan.
Sekarang yang pelu dilakukan adalah menjalani apapun yang kita miliki dengan penuh semangat. Meskipun kita tidak akan bisa expert di bidang ini, paling tidak niat tulus kita memberikan yang terbaik semampunya atas kepentingan orang banyak dengan upaya yang sudah kita lakukan. Jika memungkinkan kita juga bisa melakukan sesuatu yang tidak jauh dari bidangyang saat ini sedang kita geluti, tetapi sesuai dengan minat dan bakat kita. Tentu kita akan sedikit merasa lega karena apa yang menjadi hasrat kerja dan usaha kita berkarya akan terwujud di sini. Meskipun hal ini tentu akan sangat sulit bagi sebagian orang.
Bersikaplah positif dengan mengambil hal-hal baik yang saat ini kita miliki. Meskipun kita merasa tidak nyaman atau kurang beruntung, kita tetap harus menjalani dengan sepenuh hati. Tidak akan ada satu hal pun di dunia ini yang tidak memiliki kekurangan. Rasa syukur kita akan menentramkan hati dan akan mendorong kita bekerja lebih baik. Pekerjaan yang kita lakukan kemudian memberikan manfaat bagi kehidupan akan menjadikan kita berpuas hati dan di situlah rasa syukur akan tumbuh dalam diri kita.
Ketidakpuaasan kita sering disebabkan karena pikiran kita yang selalu negatif terhadap segala sesuatu. Kita merasa kurang dari orang lain. Kita merasa tidak bisa berbuat apa-apa dibandingkan dengan orang lain. Akibatnya pikiran negatif itu benar-benar terwujud dalam kehidupan kita. Pikiran adalah segala-galanya dalam diri kita. Kita dibentuk dari pikiran kita sendiri. Pikiran adalah pengendali diri kita. Bahkan ada istilah anda adalah apa yang anda pikirkan. Maka dari itu berfikirlah positif Insya Allah segala kehidupan anda akan menjadi positif seperti yang anda pikirkan. “Tuhan tidak memberikan segala apa yang kita inginkan tetapi Allah memberikan segala yang kita butuhkan”. Semoga!
Bandung, 06/09/13
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI