1.Pendahuluan
Bahasa merupakan cerminan budaya, struktur sosial, dan filosofi masyarakat penuturnya. Salah satu aspek penting yang tercermin dalam bahasa adalah isu gender, khususnya bias gender yang dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk dalam leksikon verba (kata kerja). Dalam konteks pendidikan dan evaluasi, pemahaman terhadap bias gender dalam bahasa sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil dan setara bagi semua peserta didik.
2.Bias Gender dalam Bahasa Inggris
Menurut Setiyaningsih (2015), bias gender dalam bahasa Inggris sering kali muncul melalui penggunaan verba yang secara tradisional dilekatkan pada peran tertentu, baik maskulin maupun feminin. Misalnya, istilah "chairman" lebih sering digunakan untuk laki-laki, meskipun perempuan juga dapat menduduki posisi tersebut. Upaya netralisasi dengan istilah "chairperson" masih belum sepenuhnya populer dalam penggunaan sehari-hari. Bias gender juga dapat terlihat pada aktivitas yang secara kodrati hanya bisa dilakukan oleh gender tertentu atau aktivitas yang bermakna negatif pada gender tertentu[1].
Kajian gender dalam bahasa tidak hanya membedakan antara maskulin dan feminin secara biologis, tetapi lebih pada konstruksi sosial budaya yang mengatur peran, perilaku, dan ekspektasi terhadap laki-laki dan perempuan. Hal ini sejalan dengan teori relativitas bahasa Sapir-Whorf yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi budaya dan cara pandang masyarakat terhadap gender[1].
3.Implikasi Bias Gender dalam Evaluasi Pembelajaran
Dalam evaluasi pembelajaran, bias gender dalam bahasa dapat berdampak pada persepsi, motivasi, dan hasil belajar peserta didik. Jika soal atau instrumen evaluasi menggunakan bahasa yang bias, maka dapat menimbulkan ketidakadilan, menurunkan kepercayaan diri peserta didik tertentu, dan menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang inklusif. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan pembuat soal untuk memperhatikan penggunaan bahasa yang netral gender dalam setiap aspek evaluasi.
4.Pemanfaatan Hasil Evaluasi untuk Perbaikan
Hasil evaluasi yang bebas dari bias gender dapat dimanfaatkan untuk:
- Mengetahui kemajuan belajar peserta didik secara objektif.
- Memberikan umpan balik yang adil dan membangun.