Mohon tunggu...
Hasan Syauqi
Hasan Syauqi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Dari gelapnya samudra, muncul cahaya jingga yang menerangi dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola

Lebih dari Kekalahan: Momen Pembelajaran untuk Sepak Bola Indonesia

11 Juni 2025   20:25 Diperbarui: 11 Juni 2025   20:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(llustration: generated using AI-powered tools)

Ada satu momen dalam pertandingan itu yang mungkin masih terngiang di benak banyak orang: ketika Jepang dengan permainan cepat dan terstruktur berhasil mencetak gol yang membuat Timnas Indonesia tertinggal. Stadion sunyi sesaat, lalu hiruk-pikuk komentar memenuhi ruang diskusi di media sosial. Kekecewaan bercampur dengan harapan. Bukan karena kita tak tahu bahwa Jepang adalah lawan berat, tetapi karena kita berharap kali ini bisa lebih siap, lebih tangguh.

Namun, sepak bola selalu lebih dari sekadar skor akhir.

Jika kita berhenti melihat kekalahan sebagai sekadar hasil buruk, kita akan menemukan banyak pelajaran berharga. Jepang datang bukan hanya dengan taktik yang matang, tetapi dengan kesiapan fisik yang luar biasa. Mereka bermain dengan ritme yang tinggi, seolah setiap pemain tahu persis ke mana harus bergerak sebelum bola datang. Di sisi lain, Timnas Indonesia masih terlihat kesulitan menjaga intensitas permainan yang sama.

Apa yang bisa kita pelajari dari sini? Bahwa sepak bola dunia menuntut lebih dari sekadar kemampuan individu. Ia membutuhkan sistem yang terstruktur, pembinaan yang konsisten, serta mentalitas yang tidak mudah goyah.

Mentalitas Juara: Bukan Sekadar Bermain, tetapi Bertahan dan Berkembang

Ada perbedaan mendasar antara tim yang hanya ingin bertanding dan tim yang ingin menang dengan cara yang benar. Jepang menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang datang untuk menguasai permainan, bukan sekadar bertahan dari serangan lawan. Timnas Indonesia harus belajar dari ini. Kekalahan bukan berarti kita buruk, tetapi mungkin kita belum cukup siap.

Seorang pelatih hebat pernah berkata, "Kemenangan bukan soal mencetak gol, tetapi tentang bagaimana timmu bertahan saat kalah." Kalimat itu menjadi relevan untuk Indonesia saat ini. Bagaimana kita memilih untuk merespons kekalahan ini akan menentukan masa depan sepak bola kita.

Membangun Fondasi Sepak Bola yang Lebih Kuat

Jepang bukan tiba-tiba menjadi kuat. Mereka membangun sistem pembinaan yang rapi, mendidik pemain sejak usia muda dengan metode yang berorientasi pada taktik dan daya tahan fisik. Mereka tidak hanya mengandalkan talenta alami, tetapi mengolahnya dengan disiplin dan strategi jangka panjang.

Indonesia bisa melakukan hal yang sama jika kita bersedia belajar. Tidak cukup hanya berharap generasi emas muncul begitu saja. Kita perlu memastikan bahwa fondasi sepak bola kita kokoh, mulai dari sistem kompetisi usia muda hingga pola latihan yang bisa menyamai standar internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun