Mohon tunggu...
Ahmad Shobirin
Ahmad Shobirin Mohon Tunggu... -

Analis Kebijakan di kantor Pemerintah Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial - IISIP Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indeks Kesos : Menakar Kesejahteraan, Merawat Kemanusiaan

22 Mei 2025   20:48 Diperbarui: 22 Mei 2025   20:48 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Credit : Dok.pribadi)

Menarik pula, IKESOS tidak hanya memotret satu kelompok homogen. Ia dibagi menjadi tiga kategori besar: IKESOS Umum, IKESOS Lansia, dan IKESOS Disabilitas, yang masing-masing memiliki item pengukuran tersendiri sesuai dengan karakteristik kelompok rentan tersebut. Dengan pendekatan ini, pemerintah tidak hanya mengukur, tetapi juga memastikan bahwa data yang dikumpulkan merefleksikan realitas yang beragam.

Dari sisi metodologis, IKESOS menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pembobotan, dengan bobot terbesar ditempatkan pada dimensi keberdayaan ekonomi (42%), disusul peranan sosial (31%) dan kebutuhan dasar (27%). Ini menandakan adanya pergeseran paradigma dari pendekatan bantuan ke arah pemberdayaan.

Selain sebagai alat ukur, IKESOS juga berfungsi sebagai panduan untuk perencanaan pembangunan sosial yang lebih inklusif, sebagai dasar monitoring dan evaluasi kebijakan, serta sebagai referensi dalam pemilihan intervensi sosial di daerah. Lebih jauh lagi, IKESOS memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan pembangunan inklusif yang menekankan pada equal access, empowerment, dan social cohesion sebagaimana diidealkan dalam berbagai teori sosial modern.

Membicarakan IKESOS berarti membicarakan arah baru kebijakan sosial Indonesia, yang tidak lagi semata berorientasi pada angka kemiskinan, tetapi lebih luas, menyentuh martabat, partisipasi, dan kualitas hidup manusia Indonesia. Dengan pendekatan yang komprehensif namun tetap membumi, IKESOS bukan sekadar angka atau laporan tahunan. Ia adalah jembatan antara data yang obyektif, kebijakan yang berorientasi solusi, dan perubahan nyata di tengah masyarakat. Dalam dunia yang makin kompleks, di mana tantangan sosial tidak bisa lagi ditangani dengan asumsi atau narasi semata, IKESOS hadir sebagai alat navigasi yang membantu pemerintah  dan Pemda dalam membaca realitas sosial secara lebih jernih, lalu menyusun intervensi yang tajam, terarah, dan berdampak.

Penutup 

Jika selama ini kita akrab dengan indeks-indeks global seperti HDI, atau Happiness Index, dll, maka IKESOS adalah jawaban lokal atas kebutuhan kita sendiri. Ia menjadi cermin realitas Indonesia : merekam denyut masyarakat dari gang-gang sempit di kota hingga desa terpencil yang jarang tersentuh. Di balik setiap indikator, terselip wajah-wajah manusia yang berharap hidupnya diangkat, didengar, dan dihargai.

Inilah lompatan besar kita, bukan hanya bagi Kemensos sebagai pengampu kebijakan, tetapi juga bagi komunitas pekerja sosial, penggiat pembangunan, akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil yang selama ini berjuang di garis depan mewujudkan keadilan sosial. IKESOS memberikan bahasa bersama bagi semua pihak untuk saling memahami, saling menguatkan, dan bersama-sama melangkah menuju Indonesia yang benar-benar sejahtera untuk semua.

Mari kita jadikan IKESOS bukan hanya alat ukur, tetapi juga alat gerak. Karena ketika kesejahteraan tidak lagi ditentukan oleh angka-angka ekonomi saja, melainkan juga oleh partisipasi, keberdayaan, dan kemanusiaan, di situlah bangsa ini benar-benar sedang tumbuh dewasa.

Ini bukanlah tujuan akhir, melainkan alat yang perlu terus diperbaiki dan disempurnakan, sebagai kompas untuk membaca realitas, merancang kebijakan, dan mewujudkan kesejahteraan sosial yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan untuk Indonesia yang tidak hanya sejahtera dalam angka, tetapi juga bermartabat dalam tindakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun