Mohon tunggu...
Ahmad Saichu
Ahmad Saichu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa INISNU Temanggung

Menulis, Membaca, Tertarik pada Politik dan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Etika Moral Mahasiswa dalam Bermasyarakat

23 Juni 2022   22:55 Diperbarui: 23 Juni 2022   23:01 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: uinsi.ac.id

Kita ini sebagai mahasiswa pasti pernah mendengar dan mempelajari tentang filsafat di perguruan tinggi. Dalam filsafat sendiri terdapat cabang ilmu yang bernama etika dan moral, etika dan moral juga berlaku dalam masyarakat. Karena kita mahasiswa mau tidak mau akan hidup bermasyarakat, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Kita sebagai mahasiswa juga dituntut untuk menerapkan etika moral bermasyarakat. Namun generasi muda saat ini belum bisa menerapkan etika moral bermasyarakat, padahal para mahasiswa pernah mempelajari tentang filsafat ilmu etika moral. Bagaimana ini bisa terjadi?

Pertama, kurangnya pengawasan orang tua, yang akan mengakibatkan bebasnya pergaulan anak dan terjadi penyimpangan yang dapat merusak etika dan moralnya. Apabila anak memiliki etika moral yang kurang baik, apakah dia akan menjadi generasi muda yang dihormati dan dihargai dalam masyarakat? Tentu saja tidak, tepatnya hanya menjadi sampah masyarakat. Bukankah ini fenomena menyedihkan?

Kedua, pemikiran orang tua pada hakikatnya bagus, yaitu menyekolahkan anak-anaknya disekolah atau perguruan tinggi agar mudah mendapat pekerjaan. Namun sekolah dan perguruan tinggi tersebut kurang mengedepankan pendidikan karakter. Buruknya mereka ibarat kacang lupa kulitnya. Sebab, menjadikan anak-anak tidak tau etika moral bermasyarakat.

Ketiga, pendidikan yang kurang mengedepankan pendidikan karakter, walaupun akhir-akhir ini pendidikan karakter terus dijencarkan. Namun itukan baru-baru ini, ada juga lembaga pendidikan seperti sekolah atau perguruan tinggi yang masih menyepelekan pendidikan karakter. Ini yang menjadikan generasi muda kurang mengerti mengenai karakter beretika moral. Apabila generasi muda tersebut menjadi pejabat pemerintah, apakah dia akan menjadi pejabat yang baik? Tentu saja tidak, dia hanya akan menjadi pejabat yang koruptor dan merugikan negara. Ini salah siapa?

Fenomena lainnya, ketika sebagian sarjana kembali ke masyarakat sangat jarang yang mau bersosialisasi dengan para pemuda kampung. Mereka gengsi dan menganggap orang yang berpendidikan tinggi tidak cocok bersosialisasi atau beretika moral terhadap orang yang berpendidikan rendah. Padahal realitasnya tidak demikian. Sebagian para sarjana itu justru akan menjadi pemicu kurangnya etika moral dalam bermasyarakat . Mereka bangga dengan toga namun kurang bersosialisasi atau beretika moral sehingga kurang berguna dimasyarakat.

Coba saja jika mereka mengunakan ilmu filsafat etika moral yang sudah didapat dan diterapkan dalam bermasyarakat. Maka ketika pulang membawa toga pasti akan dihormati dan berguna bagi masyarakat, bahkan ilmu-ilmu yang lain pun dapat bermanfaat bagi masyarakat yang lain. Namun, mengapa hal ini justru kurang ada yang memperhatikan?

Antisipasi hilangnya moral mahasiswa dengan penerapan ilmu filsafat

Harusnya kita sebagai mahasiswa membuka mata bahwa nemek moyang kita adalah orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika moral dan budayanya. Didalam filsafat ilmu juga terdapat etika dan moral. Etika adalah kajian yang lebih mendalam tentang sesuatu nilai yang terlihat orang lain. Sedangkan moral adalah bentuk hal yang lebih tertuju pada suatu tindakan yang dilakukan manusia. Setiap orang membutuhkan etika dalam landasan atas tindakan. Karena manusia makhluk tuhan yang diciptakan dengan akal sejak lahir dari dunia. Ada sangkut paut hubungan antara filsafat, etika, dan ilmu pengetahuan yang di dapat secara otonomi. Semua itu bersangkutan dan tidak dapat dipisah. Moral bagi setiap orang itu sangat penting, karena manusia merupakan makhluk berakal yang memiliki kesadaran, setiap perbuatan itu sendiri akan dinilai oleh orang lain.

Teknologi sekarang ini memberikan keterbukaan informasi yang sangat banyak, baik itu positif atau negatif. Informasi negatif yang banyak ini tidak dapat disaring oleh generasi muda, misalnya informasi tentang pornografi, game online yang tidak edukatif, konsumersime, dan sebagainya. Ini yang menjadikan munculnya prostitusi online, penggunaan narkoba, ujar kebencian, berita fitnah, permusuhan, cara mencuri, cara merakit bom, ideologi-ideologi radikal dan ekstrim baik yang bersifat sekular ataupun yang bermotivasi keagamaan, dan sebagainya.

Berkembangnya teknologi informasi juga menjadi masalah tahunan. Menurut data statistik Kominfo (2021) dari tahun 2020 saja pengunaan internet negatif sudah sangat banyak. Pada Juli 2021 ada 18.389 penyalahgunaan teknologi informasi.

Selain sengkarut riil di dunia teknologi, pada kenyataannya saat ini para mahasiswa yang sudah pernah mempelajari filsafat pun, belum bisa menerapkan ilmu filsafat etika moral ditengah masyarakat. Padahal hampir di semua kampus mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan dapat mempelajari ilmu filsafat. Namun mengapa masih ada saja mahasiswa yang tidak menerapkan ilmu filsafat etika moralnya? Inovasi teknologi budaya kita sendiri juga stagnan, dan masih kalah dengan budaya orang barat yang ironisnya malah dijadikan contoh oleh generasi muda. Ini yang menjadikan hilangnya etika moral generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun