Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ulasan Buku "Cita Humanisme Islam: Masyarakat Humaniora"

3 Januari 2020   07:19 Diperbarui: 3 Januari 2020   13:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah sudah beres bagian enam dibaca. Buku karya George Abraham Makdisi dengan judul "Cita Humanisme Islam". 

Lembaran yang saya baca ini tentang masyarakat humaniora, yaitu orang-orang atau ilmuwan yang berprofesi bidang ilmu adab. Di antara aktivitas yang dijalani yang ahli ilmu adab adalah penyalin kitab, pengajar putra raja (penguasa), sekretaris, pustakawan, dan penjual buku.

Dari uraian tentang penyalin kitab ini saya sangat terkesan dengan keuletan dan kesabaran saat menulis ulang kitab yang dipesan orang lain. Tidak jarang seorang pejabat yang suka dengan ilmu meminta agar menulis beberapa kitab untuk koleksi perpustakaannya.

Ibnu Al-Khazin, Yahya bin Adi, Sulaiman Sijistani, Maytsam, Ibnu Sikkit, Muhammad Al-Bashri, Abu Mansur Muhammad bin Ahmad Al-Khazin, dan Abdul Hamid bin Yahya  merupakan orang-orang yang bergiat dalam profesi bidang keahlian humaniora.

Shahib Amin Dawlah adalah perdana menteri Dinasti Ayyubiyah abad tigabelas dan kolektor buku. Pernah memesan buku sejarah karya Ibnu Asakir sekira delapan puluh jilid. 

Ia menyuruh sepuluh orang penyalin kitab. Setiap orang bertugas menyalin kitab delapan jilid dan seluruhnya diselesaikan dalam waktu dua tahun. Para penyalin ini diberi gaji dan fasilitas mewah sehingga fokus dalam pekerjaannya.

Aktivitas yang juga disebut profesi bidang ilmu adab lainnya adalah pendamping setia penguasa. Ia sehari-hari bersama sang tuannya. Dapat gaji besar dan fasilitas mewah. 

Kerjanya mirip seperti penasihat dan asisten pribadi. Profesi ini memerlukan kecakapan intelektual dan keahlian dalam komunikasi serta tata bahasa yang indah dan kosa katanya pun terpilih saat menjadi juru bicara dalam pertemuan penting kenegaraan. Dan profesi diampu oleh mereka yang punya kecakapan dalam ilmu adab. 

Sejarah abad pertengahan Islam banyak mengisahkan orang-orang dekat dari ulama dan ilmuwan yang turut serta memengaruhi kebijakan suatu pemerintahan suatu dinasti.

Terakhir, ini saya kira penting diketahui bahwa para raja, wazir, atau khalifah yang memegang kekuasaan dinasti sebelum memimpin berada dalam bimbingan ahli humaniora, baik bahasa maupun keilmuan  agama dan filsafat. Para guru ini mengajar putra raja dan kelak saat memimpin dinasti, guru ilmu adab ini diangkat sebagai penasihat dan sekretarisnya. 

Karena itu, wajar kalau seorang raja atau khalifah antusias dengan kajian filsafat dan menyukai diskusi rahasia dibalik kata dan bahasa serta menafsirkan simbol-simbol budaya atau teks dari suatu kitab. Zaman sekarang ini mungkin terkait dengan studi hermeneutika dan semiotika.

Demikian yang bisa saya bagikan. Siap lanjut pada bagian tujuh dari buku "Cita Humanisme Islam". *** (ahmad sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun