Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Novel tentang Nabi Muhammad SAW

14 Januari 2019   20:38 Diperbarui: 14 Januari 2019   20:51 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buku yang saya baca kali ini jenisnya novel. Judulnya "Sesungguhnya Dialah Muhammad" yang ditulis oleh Idrus Shahab. Idrus adalah lelaki kelahiran Gresik, Jawa Timur. Idrus menulis novel berjudul Sesungguhnya Dialah Muhammad (Penerbit Pustaka Hidayah, cetakan 5, tahun 2006) yang menceritakan tokoh Hadi yang berkunjung kepada kawannya di India kemudian dipertemukan dengan guru di Pesantren Miftahul Ulum, desa Raybarelly. Pertemuan dengan Syaikh Jamaluddin Rampoori sangat berkesan bagi Hadi sehingga berniat untuk menimba ilmu.

Idrus menggunakan tokoh Syaikh Jamaluddin Rampoori menyampaikan keluhuran akhlak dan syiar dakwah Rasulullah. Paparannya disajikan dalam bentuk obrolan sehingga tema-tema yang dibahas menjadi terasa dekat dengan keseharian, khususnya dalam meneladani akhlak Muhammad saw.

Pada novel ini, Idrus tidak menyajikan kisah hidup Nabi Muhammad saw yang berurutan dari mulai lahir hingga wafat, tetapi sekadar menggunakan bahasa novel (fiksi) untuk menyampaikan keluhuran akhlak dan keagungan sosok Muhammad saw.

Karena itu, pilihan tema-tema seperti kebersihan, kesabaran, ketabahan, rendah hati, sopan santun, keberanian, heroik, keadilan, kebenaran, pemaaf, peduli sesama, cinta persaudaraan, dan ibadahnya menjadi penguat jalinan cerita novel ini. Namun---ini mungkin kecerdasan---Idrus tidak menggunakan sosok Muhammad sebagai tokoh dalam novel.

Bahkan, ia tidak menggunakan seting waktu (kondisi zaman) dan alur perjalanan hidup Muhammad saw sehingga terhindar dari kontroversi yang pernah dilakukan novelis Salman Rushdi dan Abdurrahman Syarqawi.

Idrus dalam novelnya menggunakan riwayat-riwayat dari para muhadits seperti Bukhari, Muslim, Dawud, Turmudzi, Thabraniy, Baihaqiy, Dailamy, Ahmad, Hakim, dan Nasa'iy. Karena itu, lembar demi lembarnya bermunculan kutipan hadits yang menunjukkan kemuliaan dan keagungan sosok Muhammad saw.

Meski secara alur dan karakter tokoh kurang menarik, novel yang diterbitkan Pustaka Hidayah ini termasuk bestseller hingga lima kali cetak. Tidak percaya, silakan baca! *** (ahmad sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun