Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dan Keniscayaan Keragaman yang Harus Dijaga

22 Februari 2020   13:20 Diperbarui: 22 Februari 2020   13:18 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila - jalandamai.org

Entah kenapa di usia Indonesia yang sudah lebih dari 70 tahun ini, masih saja ada pihak-pihak yang mempertanyakan dan meragukan nilai-nilai Pancasila. Tak dipungkiri, kelompok intoleran masih saja terus menebar provokasi dan informasi yang menyesatkan di dunia maya. Pancasila dianggap produk kafir, pancasila dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan lain sebagainya. Dan ironisnya, mereka selalu saja menawarkan konsep kekhilafahan untuk menggantikan dasar negara Indonesia.

Indonesia jelas tidak bisa menerapkan konsep khilafah. Kenapa? Karena Indonesia tidak hanya terdiri satu karakter suku saja. Indonesia mempunyai ribuan suku. Indonesia juga tidak hanya Islam. Tapi juga ada Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Indonesia tidak hanya Jawa, tapi juga Aceh, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Semua kesatuan itulah Indonesia. Hilang salah satu saja, maka bukan Indonesia. Dan salah satu yang bisa merekatkan keragaman itu adalah Pancasila melalui semangat bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

Keragaman yang ada di Indonesia ini, bukanlah permintaan salah satu orang atau kelompok. Keragaman yang ada di negeri ini merupakan anugerah yang harus dijaga. Keragaman yang ada di Indonesia bukanlah persoalan yang harus selalu diperdebatkan atau dicari kesalahannya. Keragaman yang ada semestinya bisa dimaknai sebagai anugerah dari Tuhan YME, yang harus kita jaga. Karena ini anugerah, maka perbedaan pada dasarnya sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindarkan.

Banyak anak yang lahir sebagai seorang muslim, karena orang tuanya muslim. Namun ada juga yang terlahir sebagai seorang Katolok, Hindu atau yang lainnya, mengikuti agama orang tuanya. Ada orang yang terlahir dengan budaya Jawa, karena kedua orang tuanya memang seorang Jawa. Namun ada juga orang Papua, Kalimantan atau lainnya, harus memahami budaya Jawa karena setiap hari tinggai di Jawa. Betapa indahnya jika kita bisa memahami dan mengerti tentang esensi keberagaman budaya di Indonesia ini.

Tak perlu lagi saling mencaci dan mencari kesalahan hanya karena perbedaan pandangan. Tak perlu juga saling persekusi, karena adanya perbedaan keyakinan. 

Kita semua bersaudara, semestinya bisa saling berdampingan dan sinergi satu dengan yang lainnya. Karen kita adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, semestinya bisa hidup berdampinga, saling mengenal dan interaksi tanpa harus saling mencari kesalahan dan mempermasalahkan keragaman yang ada. Salam. Semoga bisa jadi bahan introspeksi bersama, disaat masih maraknya ujaran kebencian dan provokasi di media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun