Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Indonesia, Menjauhkan Diri dari Konten Radikal

28 November 2019   23:50 Diperbarui: 28 November 2019   23:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Radikalisme - idntimes.com

Kita adalah warga negara Indonesia. Namun dalam kesehariannya, tidak sedikit diantara kita justru tidak berperilaku seperti selayaknya masyarakat Indonesia. Terkadang kita masih saling membenci tanpa ada alasan yang kuat. Terkadang kita masih saling caci, hanya karena perbedaan yang tidak substansial.

Sadar atau tidak, perilaku semacam ini jelas tidak mencerminkan perilaku masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Sadar atau tidak, menebar kebencian berpotensi bisa memecah belah kerukunan masyarakat yang telah ada.

Banyak contoh kasus yang bisa kita jadikan pembelajaran. Maraknya ujaran kebencian, telah melahirkan provokasi yang didasarkan pada hoaks. Dengan maraknya ujaran kebencian, banyak pribadi yang merasa paling benar sendiri.

Sementara pihak yang berbeda atau yang minoritas, cenderung dipandang sebagai pihak yang salah. Karena sudah dilabeli salah, bahkan kafir, kelompok intoleran ini berusaha untuk terus

pemenunjukkan eksistensinya.

Orang atau kelompok yang terus menebar kebencian dan permusuhan, harus disadarkan agar tidak terus menyebarkan konten provokatif dan penuh kebencian. Indonesia adalah negara damai, bukanlah negeri yang penuh dengan konflik.

Indonesia adalah negara besar yang butuh komitmen generasi penerus, untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Yang bisa membesarkan Indonesia, menjadi yang adil dan tetap toleran kepada siapa saja.

Toleransi adalah salah satu nilai kearifan lokal, yang lahir dan tumbuh subur di Indonesia. Jika kita tidak mempunyai sifat toleran di dalam diri, mungkin kita telah salah dalam memahami sejarah bangsa Indonesia.

Tidak ada nilai kearian lokal yang mengajarkan agar saling membenci, saling mencaci, saling menebar kejahatan, ataupun memprovokasi para pihak agar kondisi dibawah terus bergejolak. Orang semacam ini mungkin kurang memahami nilai budaya di Indonesia.

Dengan memahami nilai-nilai kearifan lokal, secara tidak langsung kita telah membuat benteng penguat terhadap ancaman kelompok radikal. Dengan tidak memahami nilai kearifan lokal dan agama, akan membuat banyak masyarakat mudah terpapan radikalisme.

Banyak masyarakat yang mudah diprovokasi. Keramahan yang dulunya ada, perlahan tergantikan dengan sikap amarah yang tak tergantikan. Karena itulah. mari kita kembalikan Indonesia seperti dulu., Mari jaga Indonesia dari segala pengaruh buruk, yang bisa mempengaruhi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun