Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada untuk Deteksi Dini Radikalisme

16 Februari 2018   14:19 Diperbarui: 16 Februari 2018   14:39 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ummah (2012) mengindetifikasi bahwa kondisi yang memicu tumbuhnya gerakan radikalisme ada beberapa macam. Diantaranya tekanan politik dan otoritarianisme , emosi keagamaan, factor cultural, factor ideologis  anti werternisasi.

Tekanan politik di sini bisa kita lihat ketika jaman Orde Baru dimana Soeharto berkuasa. Orde Baru memandang gerakan radikalisme sebagai common enemy yang harus dilenyapkan. Penangkapan, penyiksaan dan penculikan kerap dilakukan pada jaman ini.

Tapi reformasi di mana arus demokratisasi membuka peluang atas banyak hal.  Termasuk kelompok-kelompok  radikal seperti Hisbut Tahrir Indoensia (HTI), Majelis Mujahidin Indoensia (MMI) Front Pembela Islam (FPI) Juga Gerakan Salafi, Lascar Jundullah, Lasykar Jihad, Jamaan Ansharut Tauhid (JAT), Negara Islam Indonesia (NII) etc.

Lama dan dalamnya represi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru rupanya membuat kelompok-kelompok ini bertindak di luar batas toleransi yang bisa diterima oleh masyarakt. Kelompok-kelompok itu bertindak sewenang-wenang seperti menggantikan pemerintah yang sah atas sesuatu. Semisal sweeping yang dilakukan oleh satu kelompok atas hiburan malam. Mereka menghancurkan sarana dan prasarana dan bertindak sewenang-wenang.

Kelompok lainpun juga bertindak di luar batas yang bisa ditolelir sebagai kelompok atau organisasi kemasyarakatan yang ada di Indoensia yang beragam ini. Mereka tidak mentolelrir orang-orang atau pihak-pihak yang berbeda faham dengan mereka. Memusuhi kaum-kaum tertentu karena punya keyakinan yang tidak sama .

Padahal kita tahu bersama bahwa Indonesia adalah negara yang pluralis. Bhineka Tunggal Ika. Keberagaman adalah takdir Indonesia , karena bentangan wilayah yang sedemikian luas dan bersatu dalam nusantara. Karena itu pendiri bangsa ini menjadikan Pancasila menjadi dasar negara karena di dalamnya  termaktub perbedaan-perbedaan yang menyatukan kita sebagai bangsa ini.

Bagaimana kita bisa mensinyalir atau tahu dengan cepat bahwa di sekitar kita ada kelompok-kelompok atau pihak yang punya sifat radikal ? Radikalisme sangat berbahaya sekali karena punya sifat yang dominan yaitu menghakimi atas keyakinannya sendiri.

Kaum radikal biasanya ekslusif dan merasa benar atas kelompok tertentu. Dia tidak dengan mudah bisa menerima sesuatu yang berbeda. Atas dasar sederhana ini kita bisa mendeteksi  dini kaum- kaum radikal yang ada di sekitar kita.

Terhadap kaum-kaum seperti kita harus waspada karena bisa mempengaruhi masyarakat sekitar terutama yang tidak atau belum punya pemahaman agama yang kuat.  Terhadap kaum yang belum punya pemahaman kuat ini mereka akan mengajari atau merekrut untuk tindakan-tindakan yang tidak baik.

Kewaspadaan ini penting demi kedamaian masyarakat dan kita bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun