Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendekar Pergerakan

26 November 2017   10:50 Diperbarui: 26 November 2017   11:00 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan sesuatu yang aneh ketika sekuntum bunga mawar tumbuh dari kelopak, lalu mekar, lalu layu dan berguguran hingga kemudian jatuh ketanah bebas, hingga diurai oleh pengurai dan sampailah nasib bunga kepada tanah yang menjadi medan baru supaya sekuntum mawar bisa tumbuh dan mekar lagi hingga kemudian layu dan kembali pada hakikat tanah lagi. 

Aku seseorang yang ditakdirkan sebagai penerus peradaban Mahbub. Aku seorang yang tidak tahu dan orang yang berfikir dalam kebodohan akan kehidupan yang penuh siasat dan tipu muslihat. Pikiranku meloncat ibarat katak yang baru sadar bahwa dunia itu ternyata luas. Mulai yang katanya aku melekat pada dinding Azali kemudian katanya aku bersumpah bahwa tuhan adalah satu, yaitu Allahurobby. 

Aku termasuk orang yang beruntung bisa bersumpah bahwa dulu aku punya tuhan di dimensi azali kemudian aku dilahirkan ke dimensi yang nyata namun fana, yaitu dunia semesta dengan agama islam yang salamah.

Namaku adalah Iskandar, seorang yang lincah bak klelawar kadang terlalu impulsif nan-aktif pada malam gelap gulita namun terkikis peradaban pada waktu fajar datang dan waktu matahari berbinar muncul di ufuk timur.

 Iskandar aku adalah seorang pendekar yang hakikatnya tidak sangar, seorang pendekar yang berusaha dinamis terhadap peradaban hidup yang terkadang redup, terang, hilang, jahat, menyiksa, perih, sakit dan pada hakikatnya adalah kemudian mati. Aku mencoba menjadi hantu pada pikiranku bagaimana sejarah awal terlihatnya historis dari Adam dan Hawa, terkemukanya Aleximandres, terbiasnya peradaban Aleximenes dalam fikirku, lalu kemudian otakku yang bersemayam akal fikiran di dalamnya beranjak membayangkan pradaban Socrates, Descrates, Tales, Plato, Xenophon dan  Aristoteles pada zaman Grezz kuno.

Puji syukur atas nikmat tuhan semesta Alam

Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang

Yang menguasai hari pembalasan

Hanya engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada engkaulah kami meminta pertolongan

Tunjukilah kami jalan yang lurus

Yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang di murkai dan bukan pula jlan mereka yang sesat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun